Selasa, 08 Juli 2014

Kubangan Lumpur Dan Semak-Semak

0



Apabila aku melihat sebidang tanaman rumput, aku hanya melihat kumpulan semak-semak yang hanya akan mengotori halamanku.

Namun, anakku membayangkannya sebagai bunga untuk Mamanya, lalu meniup bulu-bulu tipis yang mengelilingi bunganya.

Apabila aku melihat pemabuk tua yang tersenyum kepadaku, aku membanyangkan orang yang jorok dan bau yang mungkin mengharap pemberian uang dariku. Kemudian aku pun menyingkir jauh-jauh darinya.

Namun, anakku melihatnya sebagai orang yang tersenyum kepadanya lalu ia membalas senyumnya.

Apabila aku mendengar musik yang kusukai, aku tahu aku tidak dapat mengikuti nada dan ritmenya. Jadi aku hanya duduk mendengarkan dengan asyik.

Namun, anakku dapat merasakan pukulan dan ketukannya lalu bergerak mengikuti iramanya. Ia juga melantunkan liriknya, dan bila tidak hapal ia mengarang sendiri syairnya.


Apabila aku merasakan hembusan angin di mukaku, aku segera mengambil sikap membelakanginya karena tiupannya hanya akan mengacaukan tatanan rambutku dan menahan laju langkahku.

Namun, anakku menutup matanya, mengembangkan kedua tangannya, lalu bergaya seakan ia terbang. Tidak lama kemudian terdengar suara tawanya mengiringi tubuhnya yang jatuh bergulingan.

Apabila aku berdo’a aku berkata, “Tuhan berilah aku ini, karuniailah aku itu.” Anakku berkata, “Tuhan, terima kasih, Engkau telah memberiku berbagai mainan dan mengenalkanku kepada banyak teman. Singkirkanlah mimpi buruk dariku malam ini. Maaf, aku belum ingin pergi ke Surga sekarang karena khawatir rindu kepada Ibu dan Ayahku.”

Apabila aku melihat kubangan lumpur, aku berjalan menghindarinya, terbayang olehku sepatu berlumpur dan kapet yang kotor.

Namun, anakku akan duduk di atasnya. Membayangkan bendungan, sungai yang harus diseberangi, dan cacing yang bisa diajak bermain.

Jadi, aku tidak heran kalu kita diberi anak agar dapat mengajar kita, atau kita belajar darinya. Tidak aneh apabila Tuhan mencintai anak kecil. Karena itu, nikmatilah hal-hal kecil dalam kehidupan ini, karena suatu saat nanti kau akan melihat ke belakang dan menyadari bahwa sesungguhnya semua itu penting.

0 komentar:

Posting Komentar