Minggu, 21 Juni 2015

Tersenyum Pada Nasib

0

Sepuluh tahun yang lalu, ketika aku masih kuliah, aku bekerja di museum Natural History milik Universitasku. Suatu hari ketika sedang bekerja sebagai kasir toko barang-barang cenderamata, aku melihat sepasang suami istri yang telah lanjut usia bersama seorang gadis kecil di kursi roda. Kuamati gadis itu, ia seakan duduk dengan posisi aneh, baru kemudian kusadari bahwa gadis itu ternyata tidak memiliki kaki dan tangan, hanya kepala, leher, dan tubuh. Ia mengenakan pakaian putih kecil bertitik-titik merah. Kedua orang tua itu mendorongnya ke arahku.

Aku melihat mesin hitung, lalu menoleh ke arah gadis kecil dan mengkedipkan mata kepadanya. Ketika mengambil uang dari kakeknya, aku sering kali melirik gadis kecil itu. Tak disangka ia tersenyum sangat manis kepadaku. Senyuman paling lebar yang pernah kulihat. Tiba-tiba saja cacatnya hilang dan yang kulihat hanyalah seorang gadis cantik yang senyumannya melumerkan diriku. Sebuah senyuman yang saat itu juga memberiku pengertian baru tentang kehidupan ini. Ia menarikku, mahasiswi miskin yang sengsara ini ke dalam dunianya, dunia yang penuh senyum, cinta, dan kehangatan.

Itu sepuluh tahun yang lalu dan sekarang aku telah menjadi seorang pengusaha sukses. Namun, kapanpun aku merasa sedih dan memikirkan kesulitan-kesulitan di dunia, aku segera teringat gadis kecil ini, dan pelajaran mengagumkan yang telah diberikannya kepadaku. 

 

Sabtu, 20 Juni 2015

Maafkan Bila Aku Mengeluh!

0

 

Hari ini, di sebuah bus, kulihat seorang hadis berambut pirang. Aku ingin secantik dia. Tiba-tiba ia bangkit dan melangkah gontai. Ia berkaki satu, berjalan pincang, memakai tongkat kayu. Namun ketika lewat, ia tersenyum.

Oh Tuhan, maafkan aku bila selalu mengeluh. Aku punya dua kaki. Dunia ini milikku. 





Aku berhenti untuk membeli gula-gula. Anak laki-laki penjualnya sangat menyenangkan. Aku berbicara kepadanya, ia pun menyambut gembira. Seandainya aku terlambat, aku takkan menyesal. Ketika aku hendak pergi, ia berkata, “Terima kasih. Engkau telah begitu baik kepadaku. Menyenangkan sekali berbicara dengan orang sepertimu. Ketahuilah,” katanya, “sesungguhnya aku buta.”

Oh Tuhan, maafkan aku bila selalu mengeluh. Aku punya dua mata. Dunia ini milikku.
 


Lalu, ketika sedang menyusuri jalan, aku melihat seorang anak bermata biru. Ia berdiri melihat anak-anak lain bermain. Ia tidak tahu apa yang bisa ia lakukan. Aku berhenti sejenak, lalu berkata, “Mengapa kau tidak bermain dengan yang lain, Nak?” Ia menatap ke muka, tidak menjawab. Kemudian aku pun sadar, ternyata ia tuli.

Oh Tuhan, maafkan aku bula selalu mengeluh. Aku punya dua telinga. Dunia ini milikku.

Dengan dua kaki yang dapat membawaku kemana saja, dengan dua mata yang dapat memandang cahaya mentari ketika terbenam, dengan dua telinga yang dapat mendengar apa saja yang ingin kuketahui, oh . . . Tuhan, maafkan bila aku selalu mengeluh.

Kamis, 18 Juni 2015

Hari Terbaik Dalam Hidupku

0


anak kecil

Hari ini, ketika bangun tidur, tiba-tiba kusadari, bahwa hari ini adalah hari terbaik dalam hidupku.

Dahulu ada saat-saat yang aku berpikir apakah aku akan hidup sampai hari ini. Tapi ternyata aku berhasil bertahan sampai saat ini. Karenanya, aku sekarang akan merayakannya!

Hari ini, aku akan merayakan kehidupan menakjubkan yang telah kutempuh sampai saat ini: keberhasilan yang kuraih, berbagai nikmat yang kuterima, dan bahkan … benar sekali … kesulitan-kesulitan hidup yang karenanya aku menjadi lebih kuat.

Aku akan menghargai karunia-karunia Tuhan yang tampak kecil: embun pagi, matahari, awan, pepohonan, bunga-bunga, burung-burung.

Hari ini, tak satu pun dari ciptaan-ciptaan Tuhan yang mengagumkan ini akan lolos dari perhatianku.

Hari ini, aku akan berbagi kebahagiaan hidupku dengan orang lain. Aku akan membuat seseorang tersenyum. Aku akan melakukan sesuatu yang lain, aku akan melakukan suatu kejutan kebajikan untuk seseorang yang sama sekali tidak kukenal.

Hari ini, aku akan dengan tulus menghibur seseorang yang sedang dirundung kesedihan.

Aku akan mengatakan kepada seorang anak betapa istimewanya ia. Dan memberitahu orang yang kucintai betapa aku sangat peduli kepadanya, dan betapa ia sangat berarti bagiku.

Hari ini adalah saatku berhenti menyusahkan diri memikirkan apa-apa yang tidak kumiliki, lalu mulai mensyukuri semua hal yang indah yang telah dikaruniakan Tuhan kepadaku.

Aku akan ingat, bahwa mengkhawatirkan sesuatu hanya membuang-buang waktu saja, karena keyakinanku pada Tuhan dan rencana-Nya menyadarkanku bahwa semua akan berlangsung dengan baik-baik saja.

Malam ini, sebelum tidur, aku akan keluar, mengangkat pandanganku ke langit. Aku akan berdiri khidmat menatap keindahan bulan dan bintang, lalu akan kupuji Tuhan atas kekayaan yang agung ini.

Seiring dengan berakhirnya hari, dan kepalaku terbaring di atas bantal, aku akan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Besar atas kehidupanku yang sangat baik ini. Kemudian aku akan tidur seperti tidurnya anak-anak yang bahagia, bergelora dengan harapan karena aku tahu bahwa esok akan menjadi …. hari yang paling baik dalam hidupku. (Author Unknown) 


Hal-Hal Yang Terlewatkan

0


Ketika masih di SMA dahulu, aku memiliki guru istimewa. Suaminya tiba-tiba meninggal karena serangan jantung. Kira-kira seminggu setelah kematian suaminya, ia berbagi pengalaman batin dengan murid-muridnya di kelas. Ketika matahari akhir siang menerobos lewat jendela kelas, dan jam pelajaran hampir habis, ia meletakkan beberapa barang ke pinggir meja lalu duduk di atasnya.

Dengan roman muka yang syahdu, ia berdiam sejenak lalu berkata, “Sebelum pelajaran selesai, aku ingin berbagi pandangan dengan kalian. Meski tidak ada hubungan dengan pelajaran, pembicaraan ini sangat penting. Setiap orang dari kita dilahirkan ke bumi untuk belajar, berbagi, mencinta, menghargai, berbakti. Tidak ada seorang pun dari kita mengetahui kapan pengalaman fantastis ini akan berakhir. Nyawa kita dapat setiap waktu melayang. Mungkin, ini adalah cara Tuhan untuk memberitahu bahwa kita harus memanfaatkan sebaik-baiknya setiap hari yang kita lewatkan.”

Sampai di sini matanya berkaca-kaca, lalu ia melanjutkan, “Oleh karena itu, aku minta pada kalian semua berjanji kepadaku, mulai saat ini, dalam perjalanan kalian ke sekolah, atau dalam pelajaran kalian pulang ke rumah, carilah sesuatu yang dapat dilihat, boleh saja berupa bau-bauan, misalnya bau roti yang sedang dibakar di salah satu rumah yang kau lewati, atau suara tiupan angin sepoi-sepoi di dedaunan, atau cahaya pagi yang menerpa daun yang sedang melayang jatuh ke bumi di musim gugur. Perhatikanlah semua itu, dan syukurilah, meskipun semua itu tampak biasa-biasa saja. Kita harus menjadikan kejadian-kejadian itu sebagai hal-hal penting yang harus diperhatikan, karena semua itu setiap saat dapat dicabut dari kita.”

Suasana kelas menjadi hening. Kami merapikan buku lalu keluar dari kelas tanpa mengeluarkan suara.

Dalam perjalananku pulang siang itu, aku memperhatikan lebih banyak dari yang kulihat selama satu semester. Kadang-kadang aku masih teringat guru itu dan kesan yang ia goreskan di hatiku. Sekarang aku mulai menghargai hal-hal yang dulu aku anggap biasa saja. (Author Unknown) 

Rabu, 17 Juni 2015

Aku Mungkin Tak Pernah Lagi

0

 
Aku mungkin takkan melihat hari esok

Tak ada jaminan

Dan semua yang terjadi kemarin

Menjadi bagian dari sejarah


Meramal masa depan, aku tak dapat

Mengubah masa lampau, aku tak mampu

Milikku hanya hari ini

Yang kelak akan menjadi kenangan


Aku harus bijak memanfaatkan saat-saatku

Karena semua itu akan berlalu

Lalu lenyap selamanya

Menjadi bagian masa lalu


Aku harus curahkan kasih sayangku

Membantu bangkit mereka yang jatuh

Menjadi teman bagi yang kesepian

Membuat hidup mereka sempurna


Kejahatan yang kulakukan hari ini

Tak dapat kubatalkan

Persahabatan yang gagal kubina

Mungkin tak pernah dapat kuusahakan


Aku mungkin tak punya kesempatan lain

Tuk bersujud mengucap do’a


Tuhan…!

Dengan rendah hati kubersyukur

Atas hari ini yang kau karuniakan

kepadaku
(Author Unknown)

Wanita Lain [The Other Woman]

0


Setelah menikah selama dua puluh satu tahun akhirnya kutemukan cara untuk menjaga cahaya cinta tetap bersinar.

Beberapa waktu yang lalu, aku keluar bersama wanita yang lain dari biasanya. Gagasan itu justru datang dari istriku sendiri.

“Aku yakin kau akan mencintainya,” kata istriku.

“Tapi aku mencintaimu,” protesku.

“Aku tahu itu, tapi kau juga akan mencintainya.”

Sebenarnya wanita yang dimaksud istriku tidak lain adalah ibuku sendiri yang telah menjanda selama 19 tahun. Tuntutan pekerjaan serta tiga anakku membuatku jarang mengunjunginya.

Malam itu aku menelpon untuk mengajaknya kencan makan malam dan menonton bioskop.

“Ada apa? Kau baik-baik saja, kan?” ibuku balik bertanya.

Ibuku termasuk tipe orang yang beranggapan bahwa telepon di larut malam dan undangan mendadak adalah pertanda berita buruk.

“Kupikir akan sangat menyenangkan melewatkan waktu bersama ibu,” jelasku. “Hanya kita berdua saja.”

Dia berpikir sejenak lalu berkata, “Aku setuju dengan rencanamu itu.”

Jum’at itu, setelah kerja, aku meluncur ke rumahnya untuk menjemputnya. Aku sedikit gelisah. Sesampainya di sana, kuperhatikan dia juga agak salah tingkah. Dia memakai mantel, menunggu di depan pintu. Rambutnya dikeriting dan memakai baju yang dikenakannya di ulang tahun perkawinannya yang terakhir. Dia tersenyum dengan wajah seberseri bidadari.

“Aku bercerita kepada teman-temanku bahwa aku kencan dengan anakku. Mereka terkesan,” katanya sambil memasuki mobil. “Mereka tidak sabar menunggu cerita pertemuan kita ini.”

Kami pergi ke restoran yang cukup baik dan nyaman. Ibuku menggandeng tanganku seakan-akan ia adalah istri seorang presiden. Setelah kami duduk, kubaca menu. Mata ibuku hanya bisa melihat tulisan yang tercetak dengan huruf besar.

Selama makan kuperhatikan ibu selalu menatapku. Senyuman nostalgia tersungging di bibirnya. “Biasanya, aku yang selalu membacakan menu ketika kau masih kecil,” kata ibu.

“Sekarang santailah, biar aku yang ganti membaca untuk membalas kebaikan ibu,” jawabku.

Selama makan malam, kami terlibat dalam pembicaraan yang mengasikkan. Tidak ada yang istimewa, hanya tentang kejadian-kejadian terakhir dalam kehidupan kami berdua. Kami bicara banyak sampai lupa acara nonton film. Kemudia aku mengantarkannya pulang.

“Aku akan keluar lagi bersamamu, tapi atas undanganku,” kata ibuku. “Kalau kau setuju?”

Aku segera menyatakan persetujuanku.

Sesampainya di rumah, istriku bertanya, “Bagaimana acara makan malammu?”

“Sangat menyenangkan. Jauh lebih menyenangkan dari yang kubayangkan,” jawabku.

Beberapa hari kemudian ibuku meninggal dunia karena serangan jantung. Kejadian itu begitu mendadak sehingga aku tidak sempat berbuat apa-apa. Kemudian aku menerima amplop ibuku yang berisi kwitansi tanda lunas dari sebuah rumah makan yang rencananya akan kami kunjungi berdua. Amplop itu juga berisi secarik surat berbunyi:

“Telah kubayar lunas. Mungkin aku tidak bisa kesana bersamamu, tapi aku tetap membayar untuk dua orang: untukmu dan istrimu. Kau takkan pernah tahu arti malam itu bagiku. Aku mencintaimu.”

Saat itu aku baru menyadari betapa pentingnya mengucapkan: “Aku Mencintaimu” dan memberi orang yang kita cintai waktu yang layak diterimanya.

Dalam hidup ini tak ada yang lebih penting dari Tuhan dan keluargamu. Luangkan waktu yang layak bagi mereka karena hal itu tak dapat ditunda sampai waktu lain. (Author Unknown)

Minggu, 14 Juni 2015

Waktu

0

Detik-detik waktu yang terasa begitu lama

Diri ini terasa bosan tuk menunggunya

Rasanya terlalu lama..... 

Untuk menunggu 1 jam saja...... 

Akan tetapi...... 

Diri ini akan menyesali 

Waktu-waktu yang telah berganti

#Anonim


Seribu Tanya

0

Adakah seuntai kata
Tanpa bicara?

Adakah sejuta jawab
Tanpa tanya?

Adakah langit kelam
Tanpa mendung hitam?

Adakah guratan merah darah Tanpa luka?

Adakah isak tangis pilu
Tanpa kesedihan?

Adakah rasa damai
Tanpa perjuangan?

Begitulah hidup manusia
Hamba yang selalu bertanya

Adakah keadilan di bumi ini?

O, betapa banyak waktu
Untuk menjawab semua itu

#Anonim


Sebuah Puisi Untuk Sahabatku

0

Matamu bagaikan kilatan pedang yang tajam
Menghujam tepat di hati lawanmu
Tutur katamu membuat suasana jadi tentram 

Mengapa sekarang kau terdiam
Tanpa candamu hari-hariku kelabu
Dukamu bagai tangisan alam
Bawakan sebuah kesedihan yang dalam

#Anonim


Aku dan Tuhanku

0

Ketika aku memandang langit
Aku bertanya pada diriku
Aku...

Siapakah aku sebenarnya?
Darimanakah aku berasal?
Jauhkah aku dari Tuhanku?
Aku....

Tuhan...
Betapa kuasanya engkau
Menciptakan langit dan bumi
Untuk menghidupi orang-orang
Seperti aku

Aku...
Apakah aku sudah mengabdi kepadamu?
Rasanya hanya aku dan Engkau yang tahu

#Anonim


Rabu, 06 Mei 2015

Game "Riddle"

0

Bagi kalian yang suka dengan "RIDDLE" ada sebuah game yang cocok untuk memutar balikkan otak kalian, game ini dimainkan secara Online dan terbilang juga simple, smart, and creative. 

Tak tanggung-tanggung, bahkan saya sendiri sempat kesulitan untuk memainkannya. 

nih langsung aja mainin putarotak.net 

nih sceenshotnya gan....


Dijamin mules otaknya gan...! :v :D

ikuti petunjuk dan aturan main yang disediakan di webnya gan, agar menjaga keharmonisan sesama :v

Sabtu, 07 Februari 2015

NILAI SEBUAH WAKTU

0


Untuk memahami nilai SATU TAHUN, tanyalah kepada murid yang tidak naik kelas.
Untuk memahami nilai SATU BULAN, tanyalah kepada ibu yang melahirkan bayi premature.
Untuk memahami nilai SATU MINGGU, tanyalah kepada editor sebuah koran mingguan.
Untuk memahami nilai SATU JAM, tanyalah seseorang yang hendak ditemui kekasihnya.
Untuk memahami nilai SATU MENIT, tanyalah kepada orang yang ketinggalan kereta api.
Untuk memahami nilai SATU DETIK, tanyalah kepada orang yang lolos dari kecelakaan.
Untuk memahami nilai SATU MILIDETIK, tanyalah kepada orang yang memenangkan medali perak dalam olimpiade.

Hargailah setiap detik yang kau miliki! Ingatlah, waktu tidak menunggu siapa pun. Kemarin adalah sejarah, esok adalah misteri, hari ini adalah karunia.

(Author Unknown)

Senin, 02 Februari 2015

RESEP PEMBASMI STRES [Stress Busters]

0

Berdoa.

Tidur pada waktunya.

Bangun tepat waktu sehingga kau dapat memulai harimu dengan tidak terburu-buru.

Katakan “tidak” pada proyek yang tidak cocok dengan perencanaan waktumu (time schedule)-mu, atau yang dapat membahayakan kesehatanmu.

Delegasikan tugas kepada orang lain yang mampu.

Sederhanakan dan jangan kacaukan hidupmu.

Yang kurang terkadang terasa lebih. (Meski “satu” itu sering kali tidak cukup, tapi dua terkadang terlalu banyak)

Luangkan waktu untuk melakukan berbagai hal dan pergilah ke berbagai tempat lain.

Atur langkahmu. Rencanakan perubahan besar dan rencanakan kerja lembur untuk proyek yang rumit. Jangan himpun seluruh pekerjaan berat sekaligus.

Lalai satu hari setiap harinya.

Hiduplah menurut anggaran jangan gunakan kartu kredit untuk pembelian biasa (sehari-hari).

Sediakan berbagai cadangan: cadangan kunci mobil di dompetmu, cadangan kunci rumah yang kau kubur di kebunmu, cadangan perangko, dll.

JM (Jaga Mulut) kalimat pendek ini dapat melindungimu dari kesulitan panjang.

Lakukan olah raga yang cukup.

Makanlah dengan benar.

Rapikan barang-barang sehingga semua terletak pada tempatnya.

Ketika mengendarai mobil dengarkanlah kaset yang dapat membantu memperbaiki kualitas hidupmu.

Buatlah catatan untuk gagasan dan inspirasi yang muncul di benakmu.

Luangkan waktu setiap hari untuk menyendiri.

Ada masalah? Bicarakan langsung dengan Tuhan di tempat itu juga. Jangan tunggu sampai datang waktu beribadah.

Bersahabatlah dengan orang-orang saleh.

Tertawalah!

Tertawalah lagi.

Kembangkan sikap pemaaf, kebanyakan orang telah berusaha sebaik mungkin.

Berbaik hatilah terhadap orang-orang yang jahat (mereka mungkin sangat membutuhkan sikap itu).

Kurangilah bicara, perbanyaklah mendengar.

Kurangi kecepatan gerakanmu.

Ingatkan dirimu bahwa kau bukan General Manager jagad raya ini.

Setiap malam sebelum tidur, renungkanlah satu nikmat yang belum pernah kau syukuri.

(Author Unknown)

Minggu, 01 Februari 2015

MENGHERANKAN BUKAN?

0

      Meurnut penielitan Unisvetrias Cabmrigde, tak jdai saol baaigmnaa urtuan hruuf dlaam sutau ktaa, ynag pialng petning adlaah huurf petrama dan traekhir hraus telrteak pdaa tmpeat ynag baner, apadun huurf laninya dpaat tdiak brateuran dan kmau daapt memcabanya tapna megnalami kelisutan. Ini dibabsekan kaerna pkiiran maunsia tiadk mebamca degnan mehliat ktaa hruuf per huurf, tpai mebmaca ktaa seabgai sautu kestuaan.



Kamis, 29 Januari 2015

APAKAH KAU MENYADARINYA?!

0


Kita dilahirkan dengan dua mata di bagian muka. Maka itulah mengapa kita tidak boleh selalu menatap kebelakang, akan tetapi memandang apa-apa yang ada di hadapan kita, bahkan memandang jauh ke muka.


Kita dilahirkan dengan dua daun telinga, kiri serta kanan. Seharusnya kita mendengar persoalan dari kedua belah pihak, seharusnya kita bersedia menerima pujian dan juga celaan. Lalu menetapkan mana yang benar dari keduanya.


Kita dilahirkan dengan otak yang dilindungi oleh tulang tengkorak. Meski tampak sangat miskin, tetapi sesungguhnya kita kaya karena tiada seorangpun dapat mencuri isi otak kita.


Kita dilahirkan dengan dua mata, dua telinga, tapi satu mulut. Mulut bisa menjadi senjata yang tajam. Ia dapat melukai, mencumbu dan membunuh pula. Karenanya, sedikitkan bicara, banyakkan mendengar serta melihat.



Kita lahir dengan hanya satu jantung hati, terletak jauh di bawah tulang rusuk yang mana mengingatkan kita agar selalu menghargai dan memberikan cinta dari lubuk hati yang paling dalam. Belajarlah untuk mencintai dan dicintai, tapi janganlah kau berharap orang-orang akan mencintaimu seperti/sebanyak cintamu kepada mereka. Berikan cintamu tanpa mengharap balasan niscaya kau dapati cinta menjadi lebih indah.

Rabu, 28 Januari 2015

Sxtiap Orang Adalah Pxnting

0



Seorang manager memberitahu karyawannya tentang betapa pentingnya ia bagi perusahaan dengan menulis memo berikut:

      Kamu adalah orang pxnting. Mxskipun mxsin kxtikku modxl kuno, tapi ia dapat bxkxrja dxngan baik, kxcuali satu huruf saja. 

       Kau mungkin bxrfikir bahwa jika sxmua huruf dapat bxkxrja dxngan baik dan hanya satu saja yang rusak, maka tidak ada yang akan mxmpxrhatikan. Tapi txrnyata kxrusakan pada satu huruf saja dapat mxnghancurkan sxmua usaha yang txlah dirintis.
       
       Kau mungkin bxrbicara dalam hati, "Ahh...., aku hanyalah satu orang. Mustahil ada yang mxmpxrhatikan apabila aku tidak bxrsungguh-sungguh." Tapi sungguh hasilnya akan sangat bxrbxda. Sxbab, untuk mxmiliki suatu lxmbaga yang xfxktif, suatu organisasi harus didukung olxh sxmua anggotanya dxngan sxgxnap kxmampuan mxrxka.

Jadi, lain kali jika kau mxnganggap dirimu tidak pxnting, maka ingatlah mxsin kxtik kunoku ini. 

Kamu adalah orang yang pxnting...!
  

Selasa, 27 Januari 2015

Adam Air

0


LETAK KETINGGIAN DAN POSISI

Pesawat Adam Air sedang mengalami gangguan mesin serius di udara.

"May day,may day,may day...!!", terdengar pilot siarkan S.O.S lewat radio.

"Pesan anda tertangkap jelas," kata petugas menara pengawas,

"Harap beritahukan tinggi dan posisi anda segera..!!"

"Ya,baik,"seru pilot itu, "Saya satu meter tujuh lima, dan saya duduk di kursi yang paling depan!"


MENDARAT DARURAT

Pesawat milik maskapai penerbangan Adam Air, sedang terbang di atas laut Jawa. Tiba- tiba pesawat mengalami gangguan mesin yang mengharuskan pesawat untuk mendarat darurat pada saat itu juga. Mau tidak mau mereka harus mendarat di laut.

Pilot (lewat pengeras suara): “Para penumpang yang terhormat. Karena ada gangguan mesin, maka terpaksa kita mendarat darurat di laut. Untuk memudahkan evakuasi penyelamatan, kami mohon setiap penumpang yang bisa berenang, untuk pindah ke tempat duduk di sisi kanan, dan bagi yang tidak bisa berenang silahkan menempati tempat duduk sisi kiri.”

Tak lama setelah itu, pesawatpun melakukan pendaratan darurat di laut. Pilot: “Para penumpang yang terhormat. Kita telah mendarat dengan selamat di laut. Bagi  penumpang yang duduk di sisi kanan, jangan panik, kenakan pelampung, buka pintu darurat yang ada di sisi kanan pesawat, dan segera berenang sebelum pesawat ini  tenggelam. Bagi para penumpang yang duduk di sisi kiri pesawat, TERIMA KASIH ANDA TELAH TERBANG BERSAMA ADAM AIR.”

Senin, 26 Januari 2015

Surat Dari Sang Suami

0




Sepasang suami isteri setengah baya yang sama-sama dari kalangan profesional merasa penat dengan kesibukan di ibukota. Mereka memutuskan untuk berlibur di Padang dan menempati kembali kamar hotel yang sama saat mereka melalui masa honeymoon 30 tahun lalu. 

Karena kesibukannya, sang suami harus terbang lebih dahulu dan isterinya baru menyusul keesokan harinya. 

Setelah check in di hotel di Padang, sang suami mendapati sebuah komputer yang tersambung ke internet telah terpasang di kamarnya. Dengan gembira ia menulis e-mail mesra kepada isterinya di kantornya di Jalan Sudirman, Jakarta. 

Celakanya, ia salah mengetik alamat e-mail isterinya dan tanpa menyadari kesalahannya ia tetap mengirimkan e-mail tersebut. 

Di daerah Pekanbaru, seorang wanita baru kembali dari pemakaman suaminya yang baru meninggal. Setiba di rumah, ia langsung check e-mail untuk membaca ucapan-ucapan belasungkawa. 

Baru selesai membaca e-mail yang pertama, ia jatuh pingsan. Anak sulungnya yang terkejut kemudian membaca e-mail tersebut, yang bunyinya: 

To: Isteriku tercinta 
Subject: Aku udah sampai!!! 
Date: 22 Mei 2006 

Aku tahu pasti kamu kaget tapi seneng dapat kabar dariku. Ternyata disini mereka udah pasang internet juga, katanya biar bisa berkirim kabar buat orang-orang tercinta di rumah. 

Aku baru sampai dan sudah check-in. Katanya mereka juga sudah mempersiapkan segalanya untuk kedatanganmu besok. 

Nggak sabar juga deh rasanya nunggu kamu. Semoga perjalanan kamu ke sini juga mengasyikkan seperti perjalananku kemarin. 

Oh iya, disini lagi panas-panasnya. Kalau pada mau, anak-anak diajak aja.

Love, 
Papa

Chord Guitar - Raisha "Pemeran Utama"

0



[intro]  G   D/F#   F   D#
           E      A      D


D                Am          Em             Dm
Yaa... Aku mengerti betapa sulit untuk kembali
D            Am         Em          A
Dan mempercayai penipu ini sekali lagi

[chorus]
D        C      
Pemeran utama hati
D        C           B
pemicu detak jantung ini
Em                Gm
Baru kini ku sadari
Em                  Gm
setelah berlayar pergi
A     D  Em A
Itu kamu

D              Am             Em            D
Yaa... Aku wanita yang seharusnya lebih perasa
D          Am
Tapi malah aku mencabik
    Em                       A
Lukai kau yang baik dan buat hatimu sakit
       B     Em
Meski malu untuk akui
    C F A#
Aku mau
A
kau kembali

[chorus]
D        C
Pemeran utama hati
D        C           B
pemicu detak jantung ini.
  Em             Gm
Baru kini ku sadari
  Em                
setelah berlayar pergi
D   C Bm A#
hoooooo

A        C            B
Pemicu detak jantung ini
  Em             Gm
Baru kini ku sadari
  Em                Gm
setelah berlayar pergi
A      
Itu kamu

[outro] D Am D Em D

Minggu, 25 Januari 2015

Pilihan Setiap Hari

0

Hari ini aku bangun pagi sekali dengan kebebasan untuk memilih hari macam apa yang akan kujalani.

Hari ini aku boleh berkeluh kesah karena hujan sepanjang hari atau bersyukur karena rumput di halaman mendapat siraman gratis.

Hari ini aku boleh merasa sedih karena tidak punya uang, atau merasa senang karena kondisi keuanganku menuntut agar aku merencanakan pembelanjaanku dengan bijak dan menuntutku untuk tidak melakukan pemborosan.

Hari ini aku boleh mengomel tentang badanku yang kurang sehat, atau bergembira karena aku masih dibiarkan hidup di dunia.

Hari ini aku boleh menyesali apa-apa yang oleh orang tuaku tidak diberikan kepadaku ketika aku menginjak dewasa, atau bersyukur karena aku terlahir ke dunia berkat mereka.

Hari ini aku boleh menangis karena mawar-mawar itu berduri atau bersyukur karena duri-duri iru ditumbuhi mawar.

Hari ini aku boleh mengomel karena harus bekerja atau merasa gembira karena punya pekerjaan.

Hari ini aku boleh menggerutu karena tugas rumah tangga yang harus kuselesaikan atau merasa bersyukur karena mempunyai naungan untuk jiwa dan ragaku.

Hari ini terbentang di hadapanku menunggu untuk dibentuk, dan di sinilah aku, sang pemahat siap membentuknya ke dalam rupa yang kukehendaki.

Bagaimana keadaan hari ini semua tergantung kepadaku. Dan aku harus menentukan hari macam apa yang kekehendaki.



Adapaun kau, bagaimana akan kau jalani hari ini?