Senin, 30 September 2013

Guns n Roses - Patience

0


 
[INTRO]  C    G    A    D 

                 C    G    A    D

                 C    G

                 C    Em

                 C     G    D


C
Shed a tear 'cause I missing' you
G
I'm still alright to smile
A                                         D
Girl I think about you every day now

C
Was a time when I wasn't sure
G
But you set my mind at ease
A                                               D
There is no doubt You're in my heart now

C                  G
Said woman take it slow
C                        Em
It'll work it self out fine
C                    G                 D
All we need is just a little patience

C                   G
Said sugar make it slow and
      C                   Em
We come together fine
C                    G               D
All we need is just a little patience

C
I sit here on the stairs
G
'Cause I'd rather be alone
A                                         D
If I can't have you right now I'll wait, dear

C
Sometimes I get so tense
G
But I can't speed up the time
A                                                                    D
But you know, love there's One more thing to consider

C                   G
Said woman take it slow
C                             Em
And thing will be just fine
C                       G                 D
You and I'll just use a little patience

C                G
Said sugar take the time
C                                      Em
'Cause the lights are shining bright
C                             G                   D
You and I've got what it takes to make it

D
We won't fake it
D
Never break it
D
Cause I can't take it

[SOLO] C    G     C     Em
     
              C     G    D

              C     G    C     Em

              C     G    D

G    D 

G    D

                 G                               D
...little patience, mm yeah, mm yeah
                             G        D
need a little patience, yeah,
                        G         D
just a little patience, yeah,
                         G
some more patience..

G                                        
I'll been walking' the streets to night
D
just trying to get it right
G
it's hard to see when so many around
D
You know I don't like being stuck in a crowd

G
And the streets don't change, but baby the names
D
I ain't got time for this game
G                                                D
'Cause I need you, yeah but I need you,
                F                G
oh I need you, woh I need you,
           D                G                D
oo This time..... 

Makna Bunga Mawar

0


Mawar adalah salah satu simbol paling universal untuk mengungkap cinta sejati. Biasanya jika seorang pria memberikan bunga mawar merah pada mu menandakan dia sedang jatuh cinta pada mu. Sepanjang sejarah dan lintas budaya, mawar juga digunakan sebagai simbol politik dan sifat religius. Tidak hanya itu Mawar merah menandakan kesempurnaan dan keindahaan.

Kuning: Persahabatan, Kebahagiaan, Cepat sembuh

Kuning erat terkait dengan matahari, yang menjadikan mawar sangat cocok untuk membuat orang bahagia. Karena terkait matahari mawar kuning melambangkan kehangatan. Mawar kuning mengekspresikan kegembiraan yang luar biasa. Dan dalam suatu hubungan menandakan memberikan kesempatan kedua.

Pink: Cinta, Kekaguman dan Kemanisan

Merah muda lekat dengan konotasi rasa syukur dan keanggunan serta kemanisan juga kekaguman. Warna yang sama juga merupakan simbol rasa syukur dan penghargaan, dan merupakan cara tradisional untuk mengucapkan terima kasih.

Putih: Kesucian, Simpati, Spiritualitas

Warna putih juga dikenal sebagai warna pernikahan tradisional. Dalam hal ini, putih mewakili penyatuan, kebajikan, dan kemurnian cinta. Mawar putih juga terkait dengan kehormatan dan penghormatan, bagi orang yang dicintai dan telah meninggal dunia.

Oranye: Tertarik, Antusiasme dan Gairah
 
Warna yang berasal dari campuran kuning dan merah ini dipandang sebagai jembatan persahabatan yang diwakili oleh mawar kuning dan cinta yang disimbolkan oleh mawar merah. Mawar ini juga bisa menggambarkan kebanggaan terhadap mencapai sesuatu.

Ungu: Pesona, Kesetiaan, Cinta pandangan pertama

Warna ungu memiliki hubungan tradisional dengan kesetiaan. Nuansa mawar ungu juga menunjukkan suasana keagungan dan kemegahan. Atau bisa jadi pengirim ingin mengatakan terpesona atau jatuh cinta pada pandangan pertama.

Hitam : Ketutupan, Obsesi Tinggi, dan Cinta yang Tragis.
 
Sangat jarang seorang pria memberikan mawar hitam kepada kekasihnya saat mereka sedang dalam masa-masa di mabuk cinta. Karena biasanya makna mawar hitam itu kematian atau keberakhiran, ini berarti cinta yang berakhir atau cinta yang tragis. Tidak hanya itu mawar hitam menandakan keobsesian tinggi yang terpendam juga kesedihan yang mendalam.

Biru : Imaginasi, ketidak mungkinan

Warna biru menggambarkan perasaan yang tidak mudah dikatakan. Melambangkan Kesungguhan atas perasaan. Mawar biru diartikan juga misteri,tak tersentuh atau ketidak mungkinan.

Sabtu, 28 September 2013

Anggun - Bayang Ilusi

0


Intro E   A   4x

E                A
kala mata ku terpenjam
E                A
sunyinya malam
E               A
kala hasratku membara
E                      A
khayal smakin tinggi

B                        C♯m
beribu asa hadir di sekelilingku
B                          C♯m
bangkitkan gairah hidup
B                      C♯m
sejuta harapan di dalam jiwaku
F♯m       A♭m      C♯          B
walau semua masih di dalam angan

E                    A
jurang curam menghadangku
E             A
getarkan jiwa
E                 A
dan pekatnya kegelapan
E           A
datang melanda

B                    C♯m
keraguan kini menjelma di dada
B                       C♯m
musnahkan segala rasa
B                        C♯m         
semua harapan yang dulu pernah ada
F♯            B
tiada tersisa..

          E                             B
Reff: haruskah ku hidup dalam angan-angan
          C♯m                  B
          merengkuh ribuan impian
          E                      B              C♯m
          haruskah ku lari dan terus berlari
          F♯m                B                  E
          mengejar bayang-bayang ilusi

A               E
bayangan ilusi
A               E 
hanya fantasi
A             E   A
banyang ilusi


music : C♯m   F♯m   C♯m   F♯m

             C♯m   F♯m   A♭m   Am   B

             back to reff

Kamis, 19 September 2013

INILAH TANDA SESEORANG MENCINTAIMU DENGAN TULUS

0



1. Orang yang mencintai kamu tidak pernah bisa memberikan alasan kenapa ia mencintai kamu, yang ia tahu dimatanya hanya ada kamu satu-satunya.

2. Orang yang mencintai kamu selalu menerima kamu apa adanya, dimatanya kamu selalu yang tercantik/tertampan walaupun mungkin kamu merasa berat badan kamu sudah berlebihan atau kamu merasa kegemukan .

3. Orang yang mencintai kamu selau ingin tau tentang apa saja yang kamu lalui sepanjang hari ini, ia ingin tau kegiatan kamu.

4.Orang yang mencintai kamu  akan rela ngapain aja buat kamu walaupun itu akan menyakiti  perasaannya.

5. Orang yang mencintai kamu akan rela jika kamu menyukai, sedang dekat, ataupun berpasangan  dengan orang lain jika itu membuatmu bahagia.

SEJARAH BERDIRI DAN BUBARNYA GUNS N' ROSES

0


Guns N' Roses (GNR) adalah kelompok musik hard rock dari Amerika Serikat yang berdiri pada tahun 1984 dan resmi pada Maret tahun 1985. Anggota pendiri GNR adalah Axl Rose yang merupakan eks vokalis Hollywood Rose lan Tracii Guns yang juga eks gitaris L.A Guns.

Grup yang didirikan di Los Angeles, Amerika Serikat ini sempat berganti-ganti personel bahkan Tracii Guns pun hengkang dari grup ini. Bermula Pada tahun 1983, ketika itu setelah gagal bergabung dengan Poison bersama teman masa kecilnya,

Steven Adler, mereka bersama membentuk Road Crew. Slash menempatkan iklan di sehelai koran untuk bassis, dan setelah itu ia menerima jawaban dari Duff McKagan. Ketika Road Crew bubar, Slash bergabung dengan band lokal, Black Sheep. Diketuai oleh Willie Bass, band ini kemudian saling berbagi seorang agen dengan band lainnya, yang dikenal sebagai Hollywod Rose.

Pada 1984, kedua band tersebut membuka untuk band Christian Metal Stryper. Setelah pertunjukan tersebut, Slash dan lead singer Axl Rose diperkenalkan kepada satu sama lain oleh seorang teman. Keduanya dengan cepat menjadi teman, dan setelah beberapa bulan, Slash dan Steven Adler diundang bergabung dengan Axl Rose, Duff McKagan dan Izzy Stradlin sebagai personel band, Guns N Roses.

Band ini sangat top dan terkenal di era 80-an dan 90-an. Mereka pertama melejit lewat album 1987 Appetite for Destruction Dengan hits Sweet Child O'Mine, Paradise City, dan Welcome To The Jungle dan kemudian merilis album akustik yang di beri nama G N' R Lies dengan hits manis Patience dan kemudian menerbitkan dua album berbarengan Use Your Illusion I dan Use Your Illusion II yang juga melejit dan meledak dengan beberapa hits fenomenal seperti Don't Cry, November Rain, Civil War, Knockin' on Heaven's Door, dan Estranged. Album The Spaghetti Incident? yang mereka lepas tahun 1993 nampaknya adalah pertanda berakhirnya kejayaan GN'R. Album yang berisi lagu-lagu daur ulang dari artis lain ini tak bisa meraup keuntungan seperti album-album sebelumnya. GN'R berada di puncak kejayaan mereka dengan formasi: Axl Rose - lead vocal, Slash - guitar, Izzy Stradlin - rythm guitar, Duff McKagan - bass, Dizzy Reed - keyboard, dan Matt Sorum - drums.

Dengan personel yang paling terkenal
Axl Rose - lead vocal, piano (1985-sekarang), Slash - lead guitar (1985-1996), Izzy Stradlin - rhythm guitar (1985-1991), Duff McKagan - bass (1985-1998), dan Steven Adler - drums (1985-1990), Dizzy Reed - keyboards, piano, percussion, backing vocals (1990-sekarang), Matt Sorum - drums (1990-1997), dan Gilby Clarke - rhythm guitar (1991-1994).

Biografi
Kalau ada grup rock yang namanya paling bersinar di awal tahun 1990-an, boleh jadi itu adalah Guns N' Roses. Hal itu bisa dilihat lewat sejumlah tembang mereka yang begitu sering dinyanyikan seperti You Could Be Mine yang menjadi lagu tema Terminator II "Judgment Day". Sayang seperti grup lainnya, GNR belakangan diguncang oleh perseteruan antar personilnya yang tenggelam dalam penggunaan obat bius dan alkohol. Bahkan, saat ini tinggal Axl Rose saja yang masih bertahan sementara para personil lainnya hengkang baik karena dipecat langsung oleh sang vokalis yang dikenal memiliki temperamen meledak-ledak hingga mundur sendiri. Terakhir, reputasi GNR sendiri semakin tercoreng karena dibawah komando Axl, grup ini berulang kali gagal merilis album terbaru Chinese Democracy meski telah berulang kali menetapkan tanggal.

Kabar terakhir ini bisa jadi merupakan tanda bagus: GNR bakal kembali ke formasi awal. Kabar bombastis itu untuk pertama kalinya dilontarkan oleh Steven Adler yang tak lain adalah drummer GNR formasi awal. “Aku telah bertemu Axl beberapa waktu lalu dan telah berbicara hingga pagi yang sekaligus untuk menyelesaikan semua perseteruan diantara kami selama ini.” “Aku telah melontarkan ide padanya supaya para personil lama Guns N' Roses bisa tampil bareng lagi sebab kalau itu terjadi, hal ini bakal menjadi reuni terbesar dalam sejarah musik. Ketika ucapan itu ku lontarkan, Axl cuma nyengir kemudian tertawa. Tapi jangan salah, justru anggota (baru) lainnya ternyata juga sama antusiasnya denganku.” “Mereka langsung berusaha membujuk Axl dan menyebut bahwa formasi kamilah yang terbaik sepanjang masa. Untuk masalah ini, aku telah berbicara dengan Slash (gitaris) dan Izzy Stradlin, dan mereka ternyata sama antusiasnya denganku. Sekarang semuanya tergantung Axl.”

Guns N Roses menjadi band rock terbesar di dunia pada tahun 1991-1992 saat double album mereka “Use Your Illusion” meledak di pasaran. Dengan formasinya saat itu Axl Rose (Lead Vocal), Slash (Guitar), Izzy Stradlin (Rhythm Guitar), Duff McKagan (Bass), Dizzy Reed (Keyboard), dan Matt Sorum (Drum). Pada tengah malam 17 September 1991 GNR menjadi band terhebat di dunia. Ratusan toko dibuka sampai pagi untuk menjual album Appetite For Destruction dan Use Your Illusion yang terdiri dari dua album. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, kedua album Use Your Illusion itu berada di peringkat pertama dan kedua album terlaris versi Billboard di AS.

Namun kebesaran dan kesuksesan GNR pada masa itu tidak serta merta menjadikan personel mereka lebih solid. Yang terjadi adalah ketika Izzy Stradlin secara mengejutkan mengundurkan diri dari GNR di pertengahan konser keliling dunia album Use Your Illusions (Use Your Illusion World Tours). Izzy digantikan oleh Gilby Clarke di pertengahan konser keliling dunia. Dapat dilihat pula dalam video klip “Don’t Cry”, di klip itu terselip gambar ketika salah seorang fans menempelkan sebuah tulisan di punggungnya “Where’s Izzy???” dan juga di video klip Live And Let Die di klip itu juga terselip poster yang bergambar Izzy Stradlin dan bertuliskan “Missing!!”. Atau kejadian lainnya saat menjelang konser di Tokyo, ada poster juga bertuliskan “Who’s Gilby??”(Gitaris yang menggantikan Izzy). Membuktikan bahwa fans GNR sangat kehilangan sosok Izzy.

Nasib GNR berubah pada tahun 1994. mereka ribut satu sama lain, sering masuk pusat rehabilitasi ketergantungan narkotika, dan album The Spaghetti Incident? Gagal di pasaran. Keretakan mereka dimulai dari sini.

Setelah itu mereka sempat berkumpul di sebuah studio di Los Angeles untuk merekam album baru yang rencananya dirilis tahun 1995. namun, tak lama kemudian mereka dihinggapi penyakit yang sudah biasa diderita band-band lainnya: kebosanan. Mereka sudah terlalu kaya sehingga mereka berpikir tidak perlu melakukan apapun.

Axl Rose mengangkat dirinya sendiri sebagai pemimpin proyek pembuatan album itu, tetapi dia jelas tidak bisa memimpin. Kebetulan pihak Geffen Records juga memanjakan GNR. Berkat hasil penjualan album yang mendatangkan keuntungan luar biasa besar, mereka memberikan keleluasaan yang istimewa kepada GNR untuk menulis dan merekam. Saat itu GNR sempat merilis single Sympathy for the Devil yang merupakan soundtrack dari sebuah film (Interview With the Vampire).

Pada tahun 1996 Slash meninggalkan GNR, diikuti oleh Matt Sorum (drum) dan Duff Mckagan (Bass). karena perencanaan album yang tidak kunjung kelar tersebut para personel GNR melepaskan diri. Dari para personel orisinal GNR (The Original Guns), tinggallah Axl Rose seorang diri.

Axl Rose tetap mempertahankan merek GNR dan merekrut personel-personel baru, suatu tindakan yang tidak bisa dicegah oleh Geffen Record. Bahkan Geffen Record masih percaya bahwa GNR wajah baru ini akan tetap diminati oleh para penggemar.

Robin Finck Cabut Dari Guns n Roses. Menjelang tur konsernya yang akan digelar pertengahan tahun 2008 ini, grup band Guns n Roses merasa panik. Pasalnya, tanpa ada sebab yang pasti, gitaris mereka Robin Finck hengkang. Seperti yang dilaporkan di situs resmi Grup band tersebut, kabarnya, Robin kembali bergabung dengan bandnya dahulu Nine Inch Nails (NIN) untuk menggelar turnya pada musim panas mendatang. Akibat keluarnya Robin itu, salah satu punggawa Guns n Roses, AXL merasa gusar. “Saat Robin keluar semua jadi kacau. Bukan hanya kami yang bingung, para fans kami juga menjadi bingung, dan mereka merasa agak kesal, “tutur AXL dalam situs resminya. Bukan hanya kali ini Robin membuat ulah tersebut. Dirinya memang kerap keluar masuk dari Guns n Roses dan NIN. Seperti pada tahun 2000 silam, dirinya pernah keluar dari Guns n Roses untuk bergabung dengan NIN, dan ikut tur ke beberapa negara. Setelah tur konser tersebut berakhir ditahun 2001, dirinya kembali lagi bergabung dengan Guns n Roses. Untuk kemudian menjalani rangkaian tur bersama Guns n Roses dibeberapa negara Asia dan Eropa.

Sepeninggal para personil lawasnya Axl mencoba untuk membangun band GNR kembali. Dari sini GNR mulai kehilangan ciri khas-nya, hal ini dikarenakan input dari anggota baru dan sesuatu yang ingin dicoba oleh Axl yaitu unsur techno. Sebenarnya sample lagunya sudah muncul pada album Use Your Illusion II yaitu 'My World'. Pada tahun 1999 mereka merilis single 'Oh My God' yang merupakan soundtrack film End Of Days, dan pada tahun 2001 GNR mengumumkan secara resmi formasi baru mereka.

Berbagai spekulasi muncul tentang album terbaru, dan Axl beberapa kali pula menjanjikan bahkan menentukan tanggal rilis. Dari tahun ke tahun cerita selalu sama dan fans mulai tampak kecewa karena perilisan album yang diberi judul Chinese Democracy terus ditunda. Namun Axl berasama GNR-nya benar-benar merilis album tersebut pada tahun 2008. Dari sini timbul pro dan kontra, sebagian memuji sebagian lagi memandang negatif terhadap peluncuran album tersebut. Namun GNR tetap berjalan dan akan melanjutkan kisahnya dalam lagu-lagu dan tur-tur berikutnya.

Anggota
Anggota Awal / Asli § Axl Rose - lead vocals, piano (1985-present)
§ Slash - lead guitar (1985-1997)
§ Izzy Stradlin - rhythm guitar (1985-1991)
§ Duff McKagan - bass (1985-1998)
§ Steven Adler - drums (1985-1990)

Sekarang

§ Axl Rose - lead vocals, piano (1985-present)
§ Bumblefoot - lead guitar (2006-present)
§ DJ Ashba - lead guitar (2009-present)
§ Richard Fortus - rhythm guitar (2002-present)
§ Tommy Stinson - bass guitar (1998-present)
§ Frank Ferrer - drums (2006-present)
§ Dizzy Reed - keyboards, piano (1990-present)
§ Chris Pitman - keyboards, programming (1998-present)

Senin, 16 September 2013

Wajah di Dalam Kanvas

0


Kutatap awan yang bergerak di atas sana, bergulung saling berkejaran. Awan-awan itu sangat lamban. Saat itu tinggiku baru mencapai pinggang ibu, mungkin empat tahun, aku tidak begitu tahu pasti. Awan-awan itu terlihat begitu dekat. Seringkali aku melompat-lompat ingin meraihnya walaupun aku tahu bahwa usaha tersebut sia-sia saja. Keinginan hatiku yang lebih besar untuk dapat menyentuhnya selalu mengalahkan logika kecil ini. Di saat seperti itu Kakek dan Nenek tertawa-tawa melihat tingkahku yang lucu. Mereka menggerak-gerakkan mulut. Aku tahu mereka sedang mengatakan sesuatu, namun hanya gerakan yang aku lihat. Tidak pernah aku mengerti apa yang mereka katakan, hingga usiaku 14 tahun.

Sekian tahun berlalu tanpa arti mendalam di masa kecilku, pasti karena umurku masih terlalu muda untuk mengerti. Sehingga hari itu, hari dimana aku menyadari bahwa hanya akulah yang tidak dapat berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar. Hari yang masih tergambar jelas di dalam ingatanku. Kuingat Ibu membawaku ke dokter. Ia adalah seorang lelaki di balik seragam putih bersih, yang kemudian selalu kupanggil Mbombo. Ia meraba telingaku, mengetuk-ngetuk dengan jarinya, dan melakukan beberapa pemeriksaan yang sangat tidak aku mengerti. Tubuhnya yang besar membuat aku ketakutan dan tangannya yang memegang-megang telinga dan wajah rasanya ingin kugigit lalu berlari keluar dari ruangan itu. Pemeriksaan itu rasanya tidak akan pernah berakhir. Kemudian Ibu dan dokter itu, rona muka keduanya sangat serius. Lalu kulihat Ibu mengucurkan air mata. Sebuah kepedihan yang sangat dalam tersirat dari wajah bulat itu.

Naluri kecilku mengatakan bahwa ada sesuatu yang salah, tapi aku tidak tahu. Ibu menggunakan jari-jarinya yang kasar untuk menyeka air mata. Mbombo masih terus berbicara, kelihatannya penting, Ibuku hanya manggut-manggut. Rasa takutku tiba-tiba hilang. Kuawasi keduanya dengan naluri yang tak pernah aku gunakan sebelumnya.

Mulut pak dokter bergerak-gerak. Kepala Ibu menangguk-angguk banyak kali.

‘Ha! aku tahu!’ kataku dalam hati.

‘Ibu mengerti apa yang dikatakan Mbombo.’

Kucoba membuat wajah serius dan sedih seperti yang dilakukan Ibu, tapi air mataku tidak dapat menetes dan kesedihan yang Ibu alami tidak dapat aku alami.

‘Mengapa aku tidak mengerti?’

Naluriku memperjelas masalah itu, ‘ Setiap orang menggerakkan mulutnya kepada orang lain dan orang lain disekitar memperhatikan mulut yang bergerak tersebut, lalu mereka mengerti. Namun mengapa aku tidak dapat mengerti satupun dari semua gerakan mulut orang-orang sekitarku? Hanya gerakan tangan yang dapat aku mengerti. Apa arti semua ini?’

Seharian aku bertanya-tanya di dalam hati. Kucoba untuk bertanya kepada Ibu tetapi dia tidak dapat menjelaskannya kepadaku. Yang dia bisa hanyalah menggerak-gerakkan mulut. Aku putus asa dan marah karena dia tidak dapat menjawab pertanyaanku.

Keesokan harinya, aku dan anak tetangga yang seumur denganku sedang bermain bersama. Ibunya datang menghampiri, temanku menengadah menggerakkan mulut sementara si ibu tersenyum kemudian menggerakkan mulutnya. Ia memberikan sebuah boneka pada kawan kecilku. Saat itu senyumnya manis sekali, semanis putri kahyangan. Aku mendekati dia dan berkata,

‘Kau cantik sekali.’ Dia mengkerutkan keningnya. Kuulangi lagi,

‘Kau cantik sekali.’ Dia masih tidak mengerti. Kubawa ia pada Ibu dan berkata,

‘Mama, Ibu ini cantik sekali.’ Namun ibuku juga mengkerutkan kening. Aku hampir tidak percaya dan putus asa. Kukatakan sekali lagi, kugerakkan mulutku, kutunjuk ibu itu, kutunjuk boneka yang ia berikan kepada kawanku, kujelaskan bahwa ia sangat cantik waktu tersenyum memberikan boneka itu pada anaknya.

‘Senyummu bahkan lebih manis dari senyum ibuku.’ Lalu semua orang tersenyum sangat lebar. Aku yakin mereka sangat bahagia.

‘Oh, akhirnya kalian semua mengerti.’ Hatiku lega. Mereka dapat mengerti aku.

Kami kembali bermain.

Di tengah keasyikan kami bermain, ibuku bersama ibu kawan kecilku datang dari depan rumah membawakanku sebuah boneka yang sama dengan temanku. Aku bahkan tidak sadar kapan mereka meninggalkan rumah. Namun bukan itu yang membuatku menangis. Untuk pertama kali di dalam hidupku hatiku hancur, padahal aku hanyalah seorang gadis kecil berusia 5 tahun. Hatiku perih tersayat-sayat. Kugigit lidahku, kubiarkan air mata bercucuran di pipiku menerima boneka itu. Ibu menggendongku dengan penuh kasih sayang . Di dalam pelukannya kuberkata,

‘Ibu, aku tidak meminta boneka ini. Aku bukan menangis karena bahagia. Aku hanya bilang, Ibu itu cantik sekali waktu tersenyum memberi boneka pada anaknya.’

Semenjak hari itu aku tidak begitu tertarik untuk pergi bermain bersama kawan-kawan kecilku lagi.

‘Untuk apa? Kalian tidak dapat mengerti aku. Bahkan ibuku sendiri tidak.’

Kuhabiskan hari-hariku menyaksikan teman-teman bermain dari balik jendela rumah. Karena letaknya yang sangat strategis, aku hampir dapat menyaksikan setiap orang yang lalu lalang, anak-anak sekolahan bermain di lapangan, lapangan volley tempat orang dewasa bermain pada sore hari, dan anak-anak ayam yang mengikuti induknya mengais-ngais tanah mencari makan. Di pangkuanku selalu setia menemani boneka plastik kesayangan pemberian Ibu, boneka yang tidak pernah aku dambakan.

Menonton kehidupan manusia tidak pernah membosankan, apalagi dihiasi dengan alam. Bila banyak orang hanya mempunyai satu tanggapan terhadap sampah, kotor, maka aku dapat melihat segi keindahan sampah. Menyaksikan kehidupan dari balik jendela rumahku, sepanjang waktu, setiap hari, membuat mataku dapat melihat segi artistik dari semua kehidupan. Aku bahkan dapat menikmati menyaksikan kucing tetangga yang sedang jongkok mengerang mengeluarkan kotoran. Semakin lama memandang, kehidupan yang ada di depanku bergerak semakin lamban. Bahkan suatu saat aku dapat merasakan kehidupan itu berhenti. Mematung di sudut yang sangat indah. Dan pada saat itulah aku selalu tersenyum sendiri. Kubiarkan pemandangan itu di depan mata dan pikiranku berlama-lama. Sangat indah. Menakjubkan. Mempesonakan. Hanya itu pulalah kenyataan yang tidak membuat ibuku khawatir akan keberadaanku. Bila aku meloncat-loncat gembira menyaksikan keindahan itu, ia tersenyum. Ia mengerti aku masih dapat berbahagia dalam kesendirianku.

Di hari ulang tahunku yang ke-6, kulepaskan Momo, boneka plastikku. Ibu membeli sebuah tas lengkap dengan isinya. Aku tidak pernah ke sekolah, namun aku merasa berada di sekolah, di balik jendela rumah. Yang paling pertama kutarik adalah buku polos dan crayon. Kugoreskan kehidupan yang terhenti itu di dalamnya. Sangat polos, namun menakjubkan untuk seorang anak seperti aku.

“Apa yang kira-kira ia gambar?” kata seorang wanita berbisik di sisi kanan belakangku.

Aku melirik ke arahnya untuk melihat sekilas. Ia telah membuyarkan lamunanku.

“Belum tahu pasti,” jawab pria dibelakangnya.

Mereka terlihat seperti pasangan orang penting dalam acara showku yang pertama ini. Mereka kelihatan kurang cocok dimana si wanita terlalu cantik dan sangat muda untuk si lelaki yang pendek, gemuk dengan wajah berparut itu. Tapi yang pasti si lelaki memperlihatkan kecemerlangannya. Seorang wanita di samping mereka yang mengenakan pakaian berwarna hijau pudar menaruh telunjuknya di bibir.

‘Terima kasih,’ ucapku dalam hati.

‘Pusatkan pikiran!’

Dalam hitungan kesepuluh aku kembali pada lukisanku. Mengilustrasikan perjalananku dalam melukis.

Suatu sore yang indah, seperti biasa para tetangga berkumpul di lapangan volley. Setelah menonton mereka beberapa menit, terbersit niatku melukis pemandangan indah itu, dimana mereka kelihatan ceria berlari-lari menerima bola yang keras, lalu mengarahkan ke depan, setelah itu bola melambung di depan net yang kemudian seorang yang berada di baris depan berlari kencang dan melompat memukul bola dengan keras ke arah lawan. Kuperlihatkan hasil lukisan itu pada Ibu. Ia membelalakkan mata hampir tidak percaya. Dengan bangga Ibu menari-nari sambil memamerkan lukisanku pada para tetangga yang juga terkagum-kagum. Ibu menggendongku diatas pundaknya layaknya seorang ratu. Aku merasa bangga sekali dengan kebahagiaan yang baru saja aku berikan pada Ibu. Karena ia sangat menyukainya, kuperkenankan Ibu menyimpan gambar itu.

Aku tak pernah tahu apa yang ia lakukan pada gambarku. Suatu hari ia datang membawa sebuah tabloid dan memperlihatkan sebuah gambar. Hatiku terlonjak girang saat menyadari bahwa itu adalah gambar yang aku buat.

Perhatian Ibu pada potensiku sangat tinggi. Ia selalu memastikan aku mendapatkan cukup kertas dan crayon. Tidak hanya sampai di situ, di saat umurku bertambah, ia membelikan peralatan melukis yang baru. Mulai dari pewarna air, cat air, cat minyak, hingga kertas berukuran sangat besar, kain dan semua perlengkapan yang aku butuhkan. Kadang aku berpikir, bagaimana caranya ia dapatkan semua ini? Setiap kali aku selesai menggambar sebuah lukisan yang indah, Ibu selalu menyimpannya. Aku mengerti ia akan mengirimkannya lagi untuk dimuat di tabloid, namun hal itu tak pernah terjadi lagi. Kadang aku berpikir mungkin ia memajangnya atau menyembunyikan di suatu tempat, namun tidak pernah dapat kutemukan. Hanya satu yang aku tahu, semenjak aku melukis setiap hari, ibu sering ke luar rumah dan pulang membawa oleh-oleh untukku. Kami selalu makan enak dan ibu sering membelikan aku pakaian yang indah.

Suatu hati aku bertanya tentang kemana gerangan semua lukisanku. Ibu menjawab, tapi tentunya aku pura-pura mengerti walaupun sebenarnya aku tidak mengerti. Keesokan harinya Ibu malah datang dengan seorang lelaki asing.

Lelaki itu tidak membuat aku takut sama sekali. Wajahnya bersahabat, senyumnya manis dan ubannya satu persatu menjorok dari rambutnya yang kejung. Ia sangat tertarik dengan apa yang ia lihat di kamarku. Dinding kamar aku lukis dengan bunga-bungaan, rumput dan binatang-binatang kecil. Kupu-kupu adalah favoritku. Aku kira hal yang aku lakukan pada kamarku itu adalah hal yang wajar dan semua anak bisa melakukannya. Dinding rumah bagian dalam semuanya tergores indah bagaikan taman. Aku tidak tahu bahwa ternyata gambar-gambar itu sangat istimewa.

Lelaki asing itu perlahan-lahan menyiapkan sebuah kanvas kosong, mengambil alat-alat yang aku biarkan berserak di atas meja warna-warni hasil tumpahan bahan pewarna. Ia mengambil kuas dan kemudian menggoreskannya di atas kanvas. Ia memandang ke arahku dan menggerakkan mulut. Aku mencoba mengerti apa yang ia katakan, aku tidak tahu. Tapi ia memulai lukisannya tepat di tengah-tengah kanvas dan menunjuk bagian bawah dan atas, seolah-olah ia berkata ini untukmu dan ini untukku.

‘Kau ingin aku melukis denganmu?’

Aku pun mendekatinya, menempatkan diriku tepat di depannya, menarik sebuah kuas baru dari kaleng cat minyak yang kosong, lalu aku menyatukan diri dengannya. Ia menggoreskan sesuatu, aku membuat garis panjang. Ia menggambar lagi, dan aku menirunya. Lagi dan lagi. Hasilnya?

Kami telah menciptakan sebuah gambar rumah dibawah naungan matahari, lengkap dengan bayangannya di dalam air sungai yang bening. Ia menggambar rumahnya dan mataharinya sedangkan aku menciptakan sungai dan bayangannya.

Kenangan awal itu begitu manis membuatku sadar bahwa aku mempunyai teman, aku tidak akan lagi sendiri di dalam duniaku. Waktu itu aku berumur sepuluh tahun.

Lukisan tersebut telah mengubah hidupku selamanya. Satu jam yang lalu waktu memasuki gedung ini, lukisan itulah yang pertama kali aku lihat. Setiap pengunjung mau tidak mau harus melihat gambar ini, karena mereka meletakkannya tepat di depan pintu masuk. Bersendirian terpampang dengan bangga berkata, “Disinilah aku ditemukan.”

Lelaki asing yang kemudian aku panggil Baba itu menjemputku setiap pagi dari rumah dan hanya akan mengantarku pulang setelah makan siang. Kami hanya melukis dan melukis. Ia memperkenalkanku pada beberapa tekhnik. Sekali-kali membawa aku jalan-jalan ke kota, ke gunung, ke sungai dan ke banyak tempat, dan bahkan sekali-kali kami ke sanggar tari, theater dan banyak lagi. Sepulangnya kami akan menggambar lagi. Tak kusangkal kebahagiaan yang ia ciptakan untukku. Namun hanya ada satu hal yang belum pernah dapat aku jawab.

‘Mengapa tiada seorang pun yang dapat mengerti apa yang kuinginkan seketika itu juga? Cara mereka memandangku sangat beda dengan cara mereka memandang satu sama lain. Mengapa?’

Di hari ulang tahunku yang kesebelas, kutuangkan perasaan ini di dalam lukisan. Baba memandang lukisan itu sangat lama. Aku mencoba menjelaskan kepadanya. Dengan menggerakkan mulut, dengan tangan, dengan air mata. Akhirnya ia mengerti. Detik itu juga ia membawaku ke sebuah tempat yang belum pernah aku kunjungi. Sebuah klinik.

Aku tidak mengerti apa yang ia lakukan dan apa yang telah menjadi pembicaraan kedua orang itu. Mbombo setengah baya berjubah putih membawa kami keruangan kecil yang tertutup dan penuh dengan alat-alat yang tidak aku mengerti.

Aku diminta duduk di depan Mbombo. Ia menggerakkan mulut ke arah telingaku beberapa kali. Kemudian ia mengambil sebuah benda dan menempelkannya di telingaku. Aku sedikit ngeri. Selang beberapa waktu, satu hal yang tidak pernah aku kenal sebelumnya terjadi.

Telingaku berdengung. Aku ketakutan. Seluruh tubuhku seperti disengat listrik.

‘Apa ini?’ Aku beranjak dari kursi dan melotot pada kedua orang yang tersenyum. Mengherankan sekali, bahagia dengan ketakutanku. Aku melepaskan alat itu dari telinga.

‘Apa itu tadi Baba?’ Baba mencoba menjelaskan sesuatu kepadaku, namun aku tidak dapat mengerti.

‘Apakah ini jawabanmu terhadap lukisanku? Apa yang kau katakan?’ Kulihat Baba berusaha keras menjelaskan padaku. Kugelengkan kepala.

‘Aku tidak mengerti, Baba. Aku tidak mengerti apapun yang ada di sekitarku. Aku bahkan tidak mengerti apa yang kau katakan saat ini.’

Semenjak saat itu, Baba membawaku ke tempat yang sama berkali-kali. Hingga pada suatu hari ia memberikan aku bingkisan indah berwarna merah. Terbungkus rapi dalam sampul yang sangat unik. Bingkisan tersebut berisi alat yang aku mengerti untuk diletakkan ditelinga, karena sama dengan yang di klinik. Hanya saja yang ini lebih kecil ukurannya, dan bisa aku bawa kemana-mana. Baba memasangkannya di telingaku. Seketika ketakutan yang aku rasakan di klinik berubah menjadi sensasi yang membuat bulu kudukku berdiri.

‘Aku mendengar bunyi, irama, nyanyian yang sangat indah.’ Sebuah cicitan yang tak pernah aku dengar. Kucari asalnya, kulihat ke atas, dan bunyi itu tak salah lagi berasal dari sangkar burung. Baba menurunkan sangkar burung itu dan mengangguk. Aku berkata,

‘Baba, bunyi burung ini ………’ Seketika aku terhenyak. Sepertinya aku baru saja mendengar diriku sendiri.

“Baba, Ou ou wa wa mbo mbo!” Hanya begitu bahasaku.

‘Apakah itu bunyiku sendiri?’ Aku menganga sambil bertanya di dalam hati. Baba menatapku dengan sangat bijaksana, walaupun ia kelihatannya mengerti namun aku yakin dia tidak dapat membayangkan perasaanku pada saat itu. Kututup mulutku dengan perasaan malu.

“Ya, itu suaramu sendiri,” Baba berkata lembut. Pada saat itu aku belum mengerti arti ucapannya.

‘Tapi Baba, aku hanya bisa ou ou wou wu sementara suaramu berirama seperti burung.’

“Uu wooowo.” Aku takut mendengarkan suaraku. Mengerikan, sementara suara Baba berirama seperti burung itu. Suara Baba berpola, tapi aku tidak.

‘Bunyi, suara. Dunia ini penuh dengan bunyi yang tidak pernah aku dengar. Mereka punya irama, aku tidak. Aku tidak pernah mendengar irama mereka, aku bahkan tidak pernah sadar bahwa aku juga memiliki bunyi, seperti burung itu. Hanya saja burung itu begitu merdu dan aku, oh ……’

“Uuuuuuuuuu ….” Aku menangis mendengar suaraku yang buruk. Aku menangis karena butuh 12 tahun untukku sehingga bisa menikmati indahnya bunyi alam.

‘Mengertilah apa yang ingin aku katakan Baba, aku mendengarmu. Aku mengerti. Aku tidak punya iramamu, irama ibu dan irama orang-orang sekitarku. Dan Baba, suaraku buruk sekali.’

Mungkin Baba mengerti bahasa air mataku. Ia mendekapku saat melihat air mata mengalir dari pipiku. Lalu ia memeluk dan menciumku bagaikan seorang ayah.

‘Beginikah suaraku saat menangis?’ Aku terisak-isak. Untuk kedua kalinya hatiku hancur. Pantas mereka memperlakukan aku berbeda, karena aku memang berbeda.

Mulai hari itu pelajaran yang aku dapatkan bukan hanya melukis, tetapi juga irama bahasa. Melatih lidahku menggunakan bahasa indah ini. Bagaikan seorang bayi yang baru dilahirkan dari dunia. Perlahan-lahan aku pun belajar membaca, berhitung dan segala sesuatu yang seharusnya telah kupelajari di sekolah dasar 6 tahun yang lalu.

“Oh, siapa gadis kecil itu?” tanya wanita tadi sambil berbisik.

“Sssst!” jawab yang ditanya. Aku dapat merasakan bahwa ini merupakan pengalaman pertama wanita tadi ke tempat seperti ini.

‘Ah, akhirnya selesai juga.’

Kububuhkan tanda tangan di atas kanvas mengakhiri lukisan ini.

“Mirna, apakah arti lukisan ini?” tanya seseorang dari belakang.

“Menatap Aura Kehidupan!” jawabku lantang yang kemudian diikuti oleh tepuk tangan para hadirin.

Di dalam sana terlukis wajahku yang kagum saat pertama kali menyaksikan aura kehidupan. Menatap gambar yang tak seorangpun mampu visualisasikan selain aku. Mata yang ada di dalam sana adalah mata lebar seorang gadis cilik, dari balik jendela rumah lamaku, memandang detak waktu yang terhenti. Tanpa bunyi, tanpa suara, tanpa senandung merdu alam raya ini. Alam bisu.

“Mir – na – wa – ti “ Saat kutatap lukisan itu sekali lagi, aku teringat saat pertama kali aku mencoba menyebutkan namaku. Dengan suara yang gagap dan lidah yang sangat kaku untuk digerakkan.

“Ini dia bidadari kecilku,” Om Jepri yang masih sering kupanggil Baba datang dengan seseorang yang belum pernah aku kenal sebelumnya.

“Mirna! Ini Pak Hasan. Pak hasan! Mirnawati.” Kami tersenyum satu sama lain dan berjabatan tangan.

“Mirna, Pak Hasan ini menawarkan untuk memasarkan lukisanmu yang berikutnya.” Aku mengkerutkan kening meminta penjelasan lebih.

“Lukisan yang sekarang sudah habis terjual seluruhnya, dan permintaan masih banyak. Untuk itu, Pak Hasan akan mempersiapkan showmu yang kedua. Dan yang ini harus dalam persiapan yang lebih matang.” Aku hampir tidak percaya apa yang baru saja kudengarkan.

“Dan tentunya lebih bergengsi,” Pak Hasan menambahkan kalimat Om Jepri.

“Kapan?”

“Maret tahun depan, di Kinabalu.” Aku terperangah.

‘Sampai sejauh itukah lukisanku melanglang?’ Beberapa menit berbasa-basi kami berpamitan. Aku pergi menjumpai para pengunjung lain, melayani pertanyaan mereka satu persatu, walaupun dengan bahasa yang tidak selancar mereka, namun setidaknya aku dapat mengerti mereka dan mereka dapat mengerti aku.

Di akhir acara, kulepaskan alat bantu dengar yang setia bertengger di telingaku saat berbicara kepada orang lain. Kukelilingi show room ini dan menatap lukisanku satu persatu. Di dalam sana, aku berada suatu waktu yang lalu. Tanpa suara. Bila kutatap lagi lebih dalam, kadang aku ingin kembali berada didalamnya. Dunia tanpa suara yang sepi sebenarnya sangatlah indah, dan penuh arti. Kadang aku dapat melihat angin dan menciumnya. Kadang kulihat aura setiap orang yang mencerminkan hati mereka. Dunia ini mempunyai sisi yang lain, seperti di dalam lukisan itu. Gerakannya bagaikan sebuah slow motion yang dapat aku goreskan ke dalam kanvas ini. Dan dunia itu pulalah yang telah memberiku berkah yang sangat besar ini.

Rabu, 11 September 2013

Sukses

0

Semua orang bisa merasakan kesuksesan, kekayaan dan kebahagiaan yang mereka cari bila mereka memiliki satu bekal penting ini. Bekal penting sukses yang telah disertakan Tuhan ketika manusia dikirim ke alam manusia ini. Bekal penting sukses yang tidak perlu dibeli dan sudah dimiliki semua orang sejak lahir.

Namun sayangnya, banyak hal dalam kehidupan ini yang kemudian merusak bekal murni dari Tuhan ini sehingga hanya beberapa tahun dari umur kebanyakan manusia di dunia, mereka sudah kehilangan bekal penting sukses tersebut sama sekali. Paling tidak kebanyakan manusia-lah.

Ada sebagian manusia yang masih bisa mempertahankan bekal penting untuk sukses dan kaya mereka ini, dan akibatnya mereka masih bisa menjalani kehidupan mereka dengan lebih mudah dan menyenangkan.

"Apa sih bekal penting sukses yang Anda bicarakan ini?" Mungkin begitu tanya Anda.

Baik, silahkan tulis ini dalam buku catatan Anda, ya.

Keyakinan Anda = bekal penting hidup Anda

Bekal penting untuk sukses dan kaya ini adalah sesuatu yang kita sebut "beliefs" atau keyakinan atau kepercayaan kita akan sesuatu.

Manusia terlahir dengan sudah dibekali "beliefs" atau keyakinan yang antara lain:
1) Mempercayai bahwa Tuhan menyayangi mereka.
2) Mempercayai Tuhan sebagai sumber dari segalanya, dan karenanya mereka hanya tinggal meminta kepada-Nya bila menginginkan sesuatu.
3) Mempercayai bahwa mereka dikirim ke dunia dengan tujuan menjadi makhluk yang terbaik, menunaikan tugas sempurna untuk "menjaga" alam raya ini. dan karenanya mempercayai bahwa mereka memiliki kemampuan melakukan yang terbaik untuk menjadi "khalifah" atau "pemimpin" dunia ini.
4) Mempercayai bahwa mereka mempunyai potensi yang luar biasa yang disertakan oleh Tuhan untuk mencapai apapun yang menjadi cita-cita mereka.
5) Mempercayai bahwa kehidupan ini adalah sebuah berkah yang indah, bukan sebuah cobaan penuh penderitaan.
6) Mempercayai bahwa tidak ada yang tidak mungkin.

Saya akan sebut semua keyakinan positif di atas dan yang lain yang senada dengannya sebagai mentalitas sukses atau positive programming. Artinya, Anda dari awal sudah diprogram Sang Pencipta untuk sukses.

Dan semua manusia terlahir di dunia dibekali dengan program positif ini agar mereka bisa sukses dalam hidupnya. Sama seperti WindowsXP atau Vista sebagai operating system komputer yang Anda pilih sudah pasti dibekali dengan program Microsoft Office agar Anda bisa gunakan untuk mengerjakan tugas kantor sehari-hari.

Belajar sukses dari anak-anak

Bagaimana kita tahu bahwa "beliefs" positif semacam ini adalah "bekal" yang sudah dibawa semua orang dari lahir?

hehehe, maaf ya.....
kita lanjutkan lain kali di postingan berikutnya...
bagi yang penasaran sering-seringlah berkunjung...

salam Tersangka...

The Legend of Telaga Pasir (East Java)

0

 
 
Once upon a time, there lived a husband and wife in the jungle of Lawu Mountain, East Java. They were Kyai Pasir and his wife Nyai Pasir. They lived peacefully. Kyai Pasir was a farmer. He worked in a field. Nyai Pasir just stayed at home. Everyday she cleaned up the house and cooked for them.

It was a beautiful morning, Kyai Pasir left the house and went to his field. While he was walking, he stumbled upon something. He looked at the thing carefully, "What is this? Is this an egg? But what kind of egg is this? It's very big."

Kyai Pasir put the egg back to the ground. He continued walking. At home, Kyai Pasir told his wife about the egg. "Why didn't you bring the egg home?" asked Nyai Pasir.

"It's really big. I feel really strange about the egg," explained Kyai Pasir.

"If the egg is really big, then we both can eat. Please bring the egg home, Kyai," asked Nyai Pasir.

On the following days, Kyai Pasir went to the field as usual. He planned to bring the egg home as his wife's request.

Kyai Pasir was walking carefully . he did not want to stumble upon the egg for the second time. He looked around. And aha! He found the egg. He carefully brought the egg home.

"Nyai, this is the egg I told you."

"You are right, Kyai. The egg is big. I wonder what animal has this egg."

Nyai Pasit did not wait for long to boil the egg. And when it was done, they both ate the egg.

They both felt very full. And it made them very sleepy. Not long after that they fell asleep. In the morning Kyaiand Nyai Pasir woke up as usual. Kyai Pasir took a bath then he went to the field.

On the way to the field, he felt his body so uncomfortable. He felt his body itchy. He stretched his body. Suddenly he felt his throat so hot. He badly needed water. He was screaming in pain. He was so shocked! he saw his skin changed into scales. Just like scales of reptile. He touched his head. He felt something was growing on his head. He was completely shocked. A horn was growing. And he also had a tail. His body slowly getting bigger. He changed into a dragon!

Meanwhile, at home Nyai Pasir also felt the same. She was so panicked. She was screaming. She was running to the field. She wanted to look for her husband. When she arrived at the field, she saw a dragon was moving his body on the ground.

Slowly Nyai Pasir also changed into a dragon. The two dragons were trying to walk but they were too weak to do that. They just could move their bodies on the ground. They moved their bodies so heavily and it made a very big hole. The hole was getting deeper and deeper. Soon water came out of the hole. The water came out very much. And it made a lake. Since then, people named the lake as Telaga Pasir. ***

Selasa, 10 September 2013

MALAIKAT KECIL

2

KARYA : INDRA TRANGGONO




Meskipun tubuhku telah rapat pukulan Bapak, masih saja pukulan demi pukulan itu kuterima. Teriakan dan tangisan minta ampun pun gagal meredam amarahnya. Dengan wajah beringas menumpahkan sumpah serapah penuh aroma alcohol,Bapak terus mengajarku, serupa tinju kelas berat menghajar sansak. Pukulan bertubi-tubi itu mengantarkan aku ke puncak rasa sakit hingga akhinya, aku tak merasakan lagi sakit itu. Sejak saat itu, tangisanku pun terhenti. Aku masih menyisakan perlawanan dengan menatap Bapak lekat-lekat.

“Sekarang pukul aku,bajingan cilik!”Aroma alKohol Bapak membadai di ruang hidungku.

“Ayo pukul! Ayoo pukul!!!”

Aku tetap berdiri mematung. Pelan-pelan kuraih pisau lipat dari kantung celana, dan beberapa detik kemudian kurasakan tanganku berkelebat. Wajah Bapak tergores. Darah menetes. Bapak tersenyum sambil mengusap pipi dan menjilat darah yang melekat di jari tangannya.

“Aku senang kamu mulai berani melawan. Ayo teruskan. Teruskan! Aku ingin kamu jadi bajingan besar. Pembunuh besar! Bukan pengecut!”Bapak terus mendesakku, hingga aku terpojok di sudut ruangan. Mulut Bapak hanya beberapa sentimeter dari wajahku. Aroma alkohol terus membadai.

“Aku ingin kamu jadi bajingan besar. Maling besar. Tak hanya jadi pencopet yang hanya bisa mengutil kerupuk! “Bapak kembali melayangkan pukulan tepat di ulu hatiku. Rasa nyeri menggerayangi sukmaku. Aku terhuyung. Dengan sisa-sisa kekuatanku, kuayunkan pisau lipat. Namun, hanya angin yang bisa kurobek. Tawa Bapak berderai, mengiringi rebah tubuhku. Ibu, yang sejak tadi menangis terisak, langsung menubruk tubuhku. Kurasakan air matanya yang hangat menetes di pipiku.

“Tinggalkan kami bajingan tua! “Kutuk Ibu dengan suara gemetar. Bapak tertawa sinis.

“Justru kamu yang harus pergi. Aku tidak ingin anakku didik pelacur malang seperti kamu.”

“Bagaimanapun dia anakku. Aku yang mengandungnya. Kamu tak lebih dari pejantan.”

“Dasar mulut ember! Kamu mestinya merasa bersyukur karena aku mau menitipkan benihku di rahimmu!” Tangis Ibu terhenti. Ia tertawa masam.

“Sebelum Aku kau tiduri, entah berapa lelaki telah menggauliku. Hingga aku hamil. Jadi, tak ada yang bisa menjamin kalau socra ini anakmu. Bisa saja dia anak cendekiawan, seniman, politikus, pengusaha, birokrat, atau koruptor, manusia sejenis ular, kadal, macan, buaya, setan atau bahkan iblis. Kamu tak berhak mendidiknya menjadi maling atau pembunuh macam kamu, meskipun mungkin saja ia berdarah tukang jagal, garong atau rampok sekalipun. Titisan darah pembunuh tak harus menjadi pembunuh! Bukankah ia juga punya hak untuk menjadi macam malaikat kecil?” Ibu terus memelukku. Melindungiku dari serangan Bapak

“Bagaimana mungkin aku bisa mempercayai mulut pelacur ?”

Mendadak handphone bapak menjerit:

“Ya, dengan saya sendiri. In siapa ya? Oooo Bapak. Ada apa Pak? Apa yang bisa saya bantu? Eeeee…bisa-bisa….Soal itu gampang. Bapak bisa langsung kirim ke rekening saya. Tidak mahal Pak. Bapak tahu sendiri, in resikonya kan besar. Oke. Terimakasih…”

Tanpa memandang kami sedetik pun, Bapak langsung bergegas. Beberapa menit kemudian kudengar deru mobil bapak meninggalkan halaman rumah.

Itulah saat terakhir aku bertemu Bapak. Mungkin dua puluh tahun, atau mungkin lebih. Yang kuingat, tubuhku masih lekat dengan seragam sekolah menengah umum. Bapak begitu membenci jika kenakalanku hanya sedang-sedang saja: berkelahi dengan kawan, tawuran atau kegiatan remeh lainnya.

“Jadi apa saja, kalau hanya tanggung, ya tak menghasilkan apa-apa!” bentaknya.

“Aku ingin jadi polisi saja. Saya harap Bapak mau membiayaiku kuliah….”

“Untuk apa? Sudah terlalu banyak orang yang hidup dari kebohongan.”

“Bapak ingin saya jadi maling atau pembunuh?”

“Itu jauh lebih jantan dibanding mereka yang berkedok kemuliaan padahal yang dilakuan sama, mengais-ngais rezeki di lumur comberan. Kalau jadi maling atau pembunuh, hanya tanganmu yang kotor. Tapi tidak mulutmu. Mencuci tangan jauh lebih gampang daripada mencuci lidah. Kamu sama sekali tidak berbakat untuk bersilat lidah…”

Ketika aku lulus SMU, Bapak meninggalkan Ibu. Tak ada yang ditinggalkan, selain sumpah serapah. Ia pergi bagai angin. Entah ke mana. Ibu juga tidak merasa perlu untuk mencari Bapak.”Tak ada yang perlu disesali. Bahkan harus disyukuri, termasuk jika Bapakmu pergi ke neraka sekalipun!”

Dengan susah payah, Ibu membiayai aku kuliah di Kota Besar: Sebuah peradaban baru yang melucuti keprimitifanku. Otakku bekerja keras menyerap gagasan-gagasan gemerlap yang mungkin datang dari langit. Tidak serupa “Kuliah” rutin Bapak yang mengajarkan kekerasan….darah….darah….dan darah!

Aku sangat sedih, Ibu tak bisa merasakan kebahagiaan ketika aku berhasil menyelesaikan kuliah. Di tengah pergulatan melawan kanker rahim yang ganas, Ibu pernah mengucap. “Aku ingin kamu menjadi malaikat kecil yang dengan sayap-sayap kecil terbang mengawal arwahku kelak…”Akhirnya, Ibu harus menyerah pada maut.

Satu-satunya caraku membalas pengorbanan Ibu hanyalah berusaha menjadi malaikat kecil yang terbang mengawal arwah Ibu. Malaikat kecil? Ah aku yakin, Ibu terlalu berlebihan. Harapan ibu itu seperti sinar matahari yang berupaya menghancurkan kegelapan malam yang muncul dari rongga impian pemabuk seperti Bapak, “Aku lebih bangga kamu jadi maling besar. Pembunuh besar!”

Dengan pedih, kata-kata Bapak itu hingga kini terus terngiang. Juga siang itu, ketika Aku mengunjunginya di Penjara Walicatraz yang lembab, dingin dan terkenal “angker’. Hanya penjahat-penjahat besar yang berhak menginap di Penjara tua yang terletak di Pulau terpencil itu. Aku memasuki lorong-lorong kompleks penjara itu dengan sedikit gemetar. Di Sepanjang lorong berulang kali kutemui laki-laki berwajah sangar digelandang para sipir dengan ringan cambukan dan pukulan. Langkahku terasa berat menyusuri lorong-lorong panjang itu, hingga sampai di ruang besuk.

“Socra ya?” Rupanya ingatan Bapak masih cukup tajam. Ia dengan cepat mengenaliku. Tubuhnya tampak kurus. Kumis dan jenggot tumbuh sangat lebat, selebat sumpah serapahnya yang selalu lekat kukenang. Meskipun tampak sedikit lemah. Bapak masih menatapku dengan nanar. Bola matanya serupa bola api. Keharuan mengenang di kantung batinku. Aku tak kuasa menahan dua anak sungai yang mengalir di Pipiku.

“Tangisan hanya menunjukkan kelemahan.”

Aku tersengat. Ada rasa bangga yang diam-diam merayap di rongga jiwaku. Bagaimana mungkin Bapak bisa setegar itu? Bukankah hidupnya di Ambang maut? Besok pagi, dia harus menghadapi regu tembak. Belasan timah panas akan merobek jantungnya!

“Jantungku telah kuberikan kepada hidup…” Bapak mendesis, seperti ular licik yang tetap tegar menghadapi sayatan belati pemburu.

“Tapi kenapa Bapak harus membunuh Hakim Agung Lopez mannes itu? Bahkan sampai menghabisi keluarganya?”

Bapak tersenyum. Sama sekali tak menunjukkan penyesalan.

“Ya, kenapa tidak? Itu memang pekerjaanku. Ada orang yang merasa dirugikan oleh keputusan Pak lopez. Ia berani membayarku dengan mahal, dan Aku sepakat pada aturan permainan. Tidak akan menyebut nama dia.”

“Tapi kalau Bapak mau mengungkap otak pembunuhan itu, barangkali hukuman Bapak tidak akan seberat ini.”

“Untuk apa? Sejelek-jeleknya pembunuh adalah yang mengingkari kesepakatan dan bersikap pengecut. Eeeeee…kemu sendiri bagaimana? Sudah sangat lama kita tak bertemu. Sudah berapa orang yang kau bunuh, anakku?”

“Maafkan aku. Aku telah mengecewakan Bapak. Aku sudah berusaha keras. Tapi ternyata aku sama sekali tak berbakat menjadi perampok, maling atau pembunuh macam Bapak……Maafkan Aku….”

Suaraku tertahan. Air mataku hendak tumpah, tapi cepat kucegah. Aku ingin Bapak tertawa geli melihat kecengenganku.

“Lantas selama ini kamu jadi apa? Dan apa saja yang kau kerjakan?”

Kata-kata Bapak membadai dalam rongga jiwaku. Pertanyaan itu begitu telak, setelak pukulan tinju Bapak yang dulu hinggap di ulu hatiku. Otakku bekerja keras merancang kalimat yang hendak kuucapkan. Tapi, kalimat-kalimat itu justru menjelma ucapku tiba-tiba, mencoba menjelma gumpalan-gumpalan aneh yang menyumbat tenggorokan. Tarikan demi tarikan napas kulakukan untuk menenangkan jiwaku yang gelisah. Tapi tak juga menolong. Aku tetap saja gagal menguasai diriku.

“Bapak telah siap menghadapi maut?” Ucapku tiba-tiba, mencoba mengalihkan pembicaraan. Bapak memandangku dengan tatapan yang tetap saja nanar. Bola-bola api itu berpendar-pendar di matanya.

“Kapan pun aku siap, dan sedikit pun aku tak gentar pada maut. Aku mampu merengguk segala kenikmatan dan kemewahan juga atas jasa maut. Jadi kalau kini sang maut itu berbalik meremas jantungku, aku dengan senang hati menerimanya.”

“Apa yang Bapak inginkan menjelang kematian? Mungkin ada pesan?”

“Satu-satunya yang kusesali adalah kegagalan membinamu menjadi maling besar, atau pembunuh besar….”

“Bukan itu. Maksud saya yang lebih berkaitan dengan perjalanan bapak nanti…”

“Aku sama sekali tak takut dengan kematian. Karena selama ini aku hidup dari kematian orang lain. Dan kematian itu sangat indah, anakku. Berulang kali aku membuat orang mengerjat-ngerjat kesakitan, kemudian nyawanya loncat…bersama angin…ah….fantastis….”

“Mungkin Bapak perlu bimbingan untuk berdoa?”

“Kenapa kamu bilang begitu? Apakah kamu….?”

“ Ya. Aku ditugaskan untuk membimbing Bapak untuk berdoa.”

“Jadi kamu ini pendoa? Semacam rahib, anakku? Apakah Tuhan sudi menerima doa pendosa macam aku ini?”

“Aku mengangguk, pelan. Kulihat mata Bapak berkaca-kaca. Baru kali ini kulihat air mata Bapak menitik.

“Ibu mengharapkan aku menjadi semacam malaikat kecil yang terbang mengawal perjalann arwah Ibu.”

“Mungkin juga arwah Bapakmu….”Bapak langsung memelukku. Erat. Sangat erat. Baru kali ini kurasakan kasih sayang seorang Bapak mengalir dan menggenangi ceruk-ceruk jiwaku. Pelukan bapak merenggang, ketika terdengar suara sol sepatu menghajar kesunyian.

“Sudah siap Bapak? Ujar seorang petugas dengan sangat santun .

“Biarkan kami bicara dulu, “Ucapku pelan.

Petugas itu pelan-pelan menignggalkan kami . Rang penjara kami rasakan sangat kuat menekan kami. Pelan-pelan, dinding-dinding itu terasa menghimpit kami. Kamu berpelukan. Erat sekali. Seolah-olah kami tak bisa dipisahkan oleh kekuatan apa pun. Kurasakan pundaku basah.

Kutinggalkan penjara dengan langkah yang sangat berat. Waktu terasa melaju begitu cepat. Gerimis putih yang menaburi senja membuat hari semakin tua, semakin gelap. Selebihnya adalah ditik-detik arloji yang mengiris waktu, menjadi kepingan-kepingan masa lalu yang muram.

Suara ledakan senapan regu tembak itu membentuk dinding rongga jiwaku. Aku melihat wajah Bapak tersenyum. Kematian itu begitu indah. Tapi tidak untuk yang ditinggalkan. Arwah Bapak pun terbang menyusul arwah Ibu. Tapi aku tak pernah tahu, apakah aku bisa menjelma menjadi malaikat yang terbang mengawal arwah mereka.


Jogja, Awal Mei 2001/Ngawi,26 Maret 2012
Kompas, 16 Juni 2002

Senin, 09 September 2013

Utakata Hanabi

0

By : Supercell ft Nagi
Ost Naruto Shippuden ED 14



Afureru hito de nigiwau hachigatsumatsu no omatsuri
Yukata o kite geta mo haite
Karan koron oto o tateru
Fui ni agatta hanabi o futari de miageta toki
Muchuu de miteru kimi no kao o
Sotto utsumimita no


· Festival pada akhir agustus dipenuhi dan penuh sesak dengan orang
· Aku memakai yukata dan mengenakan sandal kayu ( geta )
· Membuat bunyi klik dan klak
· Ketika kita berdua menatap kembang api yang tiba-tiba naik
· Aku diam-diam mencuri pandang pada wajahmu
· Yang tak kau sadari


Kimi no koto kirai ni naretara ii no ni
Kyou mitai na hi na wa kitto
Mata omoidashite shimau yo


· Aku lebih mudah jika aku tumbuh membencimu
· Tapi pada hari seperti ini,aku yakin
· Bahwa aku akan mengingat lagi


Konna kimochi shiranakya yokatta
Mo nido to aeru koto mo nai no ni aita aita nda
Ima demo omou kimi ga ita ano natsu no hi o


· Tak tahu perasaan ini akan lebih baik
· Meskipun kita tak bisa salig bertemu lagi aku ingin,aku ingin melihatmu
· Bahkan sekarang,aku memikirkan hari itu musim panas ketika kau ada disini


Sukoshi tsukareta futari michibata ni koshikaketara
Tooku kikoeru ohayashi no ne hyururira narihibiku
Yozora ni saita ooki na ooki na nishikikamuro
Mou sukoshi de natsu ga owaru futto setsunaku naru


· Ketika kita lelah dan duduk dipinggir jalan
· Aku bisa mendengar suara musisi di kejahuan angin dan menggema
· Sebuah mahkota brokat mekar dilangit malam
· Dala sekejap ,musim panas akan berakhir,tiba-tiba menjadi menyakitkan


Sakasama no HAATO ga uchiagatteta
Ahaha... tte waraiatte
Suki da yo tte kisu o shita


· Hati yang terbalik diluncurkan kelangit
· Ahaha ... kita tertawa bersama
· “Aku mencintaimu“ kata kita, kita berciuman


Mou wasure you kimi no koto zenbu
Konna ni mo kanashikute doushite deatte
Shimattan darou me otojireba
Ima mo kimi ga soko ni iru you de


· Aku harus melupakan semua tentangmu
· Itu membuatku merasakan begitu banyak kesedihan
· Mengapa kita bertemu,aku bertanya-tanya ?
· Jika aku menutup mataku ,ini seperti kau berada disini sekarang


Amai toiki binetsu o obiru watashi wa kimi ni koishita
Sono koe ni sono hitomi ni kizukeba toki wa
Sugisatteku no ni mada kimi no omokage o sagashite


· Dengan menghela napas lembut, dalam sedikit demam aku jatuh cinta denganmu
· Dengan suara itu,ah,dengan mata itu
· Jika aku menyadari hal itu,waktu lewat,tapi aku masih akan mencari wajahmu


Hitorikiri de miageru hanabi ni
Kokoro ga chikuri to shita mou sugu tsugi no
Kisetsu ga yatte kuru yo
Kimi to miteta utakata hanabi
Ima demo omou ano natsu no hi o


· Aku menatap sendirian kembang api
· Membuat sakit menusuk hatiku
· Segera,musim berikutnya akan datang
· Aku melihat kembang api,sementara denganmu
· Bahkan sekarang,aku berfikir tentang hari itu,musim panas ( natsu )

Jumat, 06 September 2013

30 Rahasia Wanita yang Harus Pria Ketahui

0





1. Bila seorang wanita mengatakan dia sedang bersedih,tetapi dia tidak meneteskan airmata,itu berarti dia sedang menangis di dalam hatinya.

2. Bila dia tidak menghiraukan kamu setelah kamu menyakiti hatinya,lebih baik kamu beri dia waktu untuk menenangkan hatinya sebelum kamu menegur dengan ucapan maaf.

3. Wanita sulit untuk mencari sesuatu yang dia benci tentang orang yang paling dia sayang(karena itu banyak wanita yang patah hati bila hubungannya putus di tengah jalan).

4. Jika sorang wanita jatuh cinta dengan seorang lelaki,lelaki itu akan sentiasa ada di pikirannya walaupun ketika dia sedang dengan lelaki lain.

5. Bila lelaki yang dia cintai merenung tajam ke dalam matanya,dia akan cair seperti coklat!!

6. Wanita memang menyukai pujian tetapi selalu tidak tahu cara menerima pujian.

7. Jika kamu tidak suka dengan gadis yang menyukai kamu setengah mati, tolak cintanya dengan lembut, jangan kasar karena ada satu semangat dalam diri wanita yang kamu tak akan tahu bila dia telah membuat keputusan,dia akan melakukan apa saja.

8. Jika seorang gadis sedang menjauhkan diri darimu setelah kamu tolak cintanya, biarkan dia untuk seketika. Jika kamu masih ingin menganggap dia seorang kawan, cobalah tegur dia perlahan-lahan.

9. Wanita suka meluahkan apa yang mereka rasa. Musik, puisi, lukisan dan tulisan adalah cara termudah mereka meluahkan isi hati mereka.

10.Jangan sesekali beritahu kepada perempuan tentang apa yang membuat mereka langsung merasa tak berguna.

11.Bersikap terlalu serius bisa mematikan mood wanita.

12.Bila pertama kali lelaki yang dicintainya sedang diam memberikan respon positif, misalnya menghubunginya melalui telepon,si gadis akan bersikap acuh tak acuh seolah-olah tidak berminat,tetapi sebenarnya dia akan berteriak senang dan tak sampai sepuluh minit, semua temantemannya akan tahu berita tersebut.

13.Sebuah senyuman memberi seribu arti bagi wanita. Jadi jangan senyum sembarangan kepada wanita.

14.Jika kamu menyukai sorang wanita, mulailah dengan persahabatan. Kemudian biarkan dia mengenalmu lebih dalam.

15.Jika sorang wanita memberi seribu satu alasan setiap kali kamu ajak keluar, tinggalkan dia karena dia memang tak berminat denganmu.

16.Tetapi jika dalam waktu yang sama dia menghubungimu atau menunggu panggilan darimu, teruskan usahamu untuk memikatnya.

17.Jangan sesekali menebak apa yang dirasakannya. Tanya dia sendiri!!

18.Setelah sorang gadis jatuh cinta, dia akan sering bertanya-tanya mengapa aku tak bertemu lelaki ini lebih awal.

19.Kalau kamu masih mencari-cari cara yang paling romantis untuk memikat hati sorang gadis, bacalah buku-buku cinta.

20.Bila setiap kali melihat foto bersama,yang pertama dicari oleh wanita ialah siapa yang berdiri di sebelah buah hatinya,kemudian barulah dirinya sendiri.

21.Mantan pacarnya akan selalu ada di pikirannya tetapi lelaki yang dicintainya sekarang akan berada di tempat teristimewa di hatinya!!

22.Satu ucapan ‘Hi’ saja sudah cukup menceriakan harinya.

23.Teman baiknya saja yang tahu apa yang sedang dia rasa dan lalui.

24.Wanita paling benci lelaki yang berbaik-baik dengan mereka sematamata untuk menggaet kawan mereka yang paling cantik.

25.Cinta berarti kesetiaan, jujur dan kebahagiaan tanpa syarat.

26.Semua wanita menginginkan seorang lelaki yang dicintainya dengan sepenuh hati..

27.Senjata wanita adalah airmata!!

28.Wanita suka jika sesekali orang yang disayanginya memberi surprise buatnya (hadiah,bunga atau sekadar kata-kata romantis). Mereka akan terharu dan merasakan bahwa dirinya dicintai setulus hati. Dengan ini dia tak akan ragu-ragu terhadapmu.

29.Wanita mudah jatuh hati pada lelaki yang perhatian padanya dan baik terhadapnya. So, kalau mau memikat wanita pandai-pandailah.

30. Sebenarnya mudah mengambil hati wanita kerena apa yang dia mau hanyalah perasaan dicintai dan disayangi sepenuh jiwa. begitulah wanita......

Kamis, 05 September 2013

Pertolongan Pertama Pada Stroke

0



(Dengan cara mengeluarkan darah pada setiap ujung jari tangan dan ujung daun telinga).
Ada satu cara terbaik untuk memberikan pertolongan pertama kepada orang yang mendapat serangan STROKE.

Cara ini selain dapat menyelamatkan nyawa si penderita, juga tidak menimbulkan efek sampingan apapun.

Pertolongan pertama ini dijamin merupakan pertolongan GAWAT DARURAT yang dapat berhasil 100%.

Sebagaimana diketahui, orang yang mendapat serangan STROKE, seluruh darah di tubuh akan mengalir sangat kencang menuju pembuluh darah di otak. Apabila kegiatan pertolongan diberikan terlambat sedikit saja, maka pembuluh darah pada otak tidak akan kuat menahan aliran darah yang mengalir dengan deras dan akan segera pecah sedikit demi sedikit. Dalam menghadapi keadaan demikian jangan sampai panik tetapi harus tenang.

½ Sipenderita harus tetap berada ditempat semula dimana ia terjatuh (mis:dikamar mandi, kamar tidur, atau dimana saja). JANGAN DIPINDAHKAN !!! sebab dengan memindahkan si penderita dari tempat semula akan mempercepat perpecahan pembuluh darah halus di otak. Penderita harus dibantu mengambil posisi duduk yang baik agar tidak terjatuh lagi, dan pada saat itu pengeluaran darah dapat dilakukan.